Kompas TV internasional kompas dunia

Iran Laksanakan Latihan Peluru Kendali Balistik Anti Kapal

Kompas.tv - 17 Januari 2021, 10:30 WIB
iran-laksanakan-latihan-peluru-kendali-balistik-anti-kapal
Dalam foto yang dirilis pada hari Sabtu, 16 Januari 2021, oleh Pengawal Revolusi Iran, sebuah rudal diluncurkan dalam sebuah latihan di Iran. Pengawal Revolusi paramiliter Iran melakukan latihan pada Sabtu untuk meluncurkan rudal balistik anti-kapal perang ke sasaran simulasi di Samudra Hindia, televisi pemerintah melaporkan, di tengah ketegangan yang meningkat atas program nuklir Teheran dan kampanye tekanan AS terhadap Republik Islam. (Sumber: Pengawal Revolusi Iran/Sepahnews via AP)
Penulis : Edwin Shri Bimo

TEHRAN, KOMPAS.TV - Garda Pengawal Revolusi paramiliter Iran melakukan latihan pada hari Sabtu (16/01/2021) meluncurkan rudal balistik anti-kapal perang ke sasaran simulasi di Samudra Hindia, televisi pemerintah melaporkan, di tengah ketegangan yang meningkat atas program nuklir Teheran dan kampanye tekanan AS terhadap Republik Islam.

Seperti dilansir Associated Press pada Sabtu (17/01/2021), rekaman menunjukkan dua rudal menabrak target yang digambarkan televisi pemerintah Iran sebagai "kapal musuh musuh hipotetis" pada jarak 1.800 kilometer (1.120 mil). Laporan tersebut tidak merinci jenis rudal yang digunakan.

Pada fase pertama latihan hari Jumat, divisi kedirgantaraan Garda pengawal Revolusi meluncurkan rudal balistik permukaan ke permukaan dan drone melawan "pangkalan musuh hipotetis".

Baca Juga: Iran akan Gelar Latihan Penembakan Peluru Kendali di Teluk Oman

Televisi pemerintah Iran menggambarkan latihan itu terjadi di gurun tengah negara yang luas, yang terbaru dari serangkaian latihan singkat yang diserukan di tengah meningkatnya ketegangan terkait program nuklirnya.

Rekaman juga menunjukkan empat drone tak berawak berbentuk segitiga terbang dalam formasi ketat, menabrak target dan meledak.

Ketegangan antara Washington dan Teheran telah meningkat di tengah serangkaian insiden yang berasal dari penarikan sepihak Presiden Donald Trump dari kesepakatan nuklir Iran dengan kekuatan dunia.

Di tengah hari-hari terakhir Trump sebagai presiden, Teheran baru-baru ini menyita sebuah kapal tanker minyak Korea Selatan dan mulai memperkaya uranium lebih dekat ke tingkat senjata, sementara AS telah mengirim pembom B-52, kapal induk USS Nimitz, dan kapal selam nuklir ke wilayah tersebut.

Baca Juga: Iran Ternyata Miliki Pangkalan Rudal Bawah Tanah di Teluk Persia, Ancaman untuk AS?

Dalam beberapa pekan terakhir, Iran telah meningkatkan latihan militernya ketika negara itu mencoba menekan Presiden terpilih Joe Biden atas perjanjian nuklir, yang menurut Biden, AS dapat kembali bergabung disana.

Iran menembakkan rudal jelajah Kamis (14/01/2021) sebagai bagian dari latihan angkatan laut di Teluk Oman, media pemerintah melaporkan, di bawah pengawasan kapal selam nuklir AS.

Angkatan Laut Iran tidak mengidentifikasi kapal selam itu pada saat itu, tetapi pada hari Sabtu, sebuah situs berita yang berafiliasi dengan televisi pemerintah mengatakan kapal itu adalah kapal Amerika.

Rekaman helikopter dari latihan yang dirilis Kamis oleh angkatan laut Iran menunjukkan apa yang menyerupai kapal selam berpeluru kendali kelas Ohio, USS Georgia, yang menurut Angkatan Laut AS bulan lalu telah dikirim ke Teluk Persia.

Baca Juga: Pemimpin Tertinggi Iran Larang Impor Vaksin Covid-19 dari Amerika Serikat dan Inggris

Iran memiliki kemampuan rudal hingga 2,000 kilometer, cukup jauh untuk menjangkau musuh bebuyutan Israel dan pangkalan militer AS di wilayah tersebut.

Januari lalu, setelah AS membunuh seorang jenderal top Iran di Baghdad, Teheran membalas dengan menembakkan rentetan rudal balistik ke dua pangkalan Irak yang menampung pasukan AS, yang mengakibatkan luka gegar otak pada puluhan dari mereka.

Trump pada 2018 secara sepihak menarik AS dari kesepakatan nuklir Iran, di mana Teheran telah setuju untuk membatasi pengayaan uraniumnya dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi.

Trump mengutip program rudal balistik Iran di antara masalah-masalah lain ketika menarik diri dari perjanjian tersebut.

Ketika AS kemudian meningkatkan sanksi, Iran secara bertahap dan secara terbuka mulai mengabaikan batasan kesepakatan pada pengembangan nuklirnya.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x