Kompas TV internasional kompas dunia

Fosil Langka Dinosaurus yang Erami Telur Ditemukan di China Timur

Kompas.tv - 9 Januari 2021, 04:05 WIB
fosil-langka-dinosaurus-yang-erami-telur-ditemukan-di-china-timur
Gambar simulasi di atas menunjukkan bagaimana dinosaurus mengerami telur. (Sumber: Akademi Ilmu Pengetahuan China)
Penulis : Edwin Shri Bimo

KUNMING, KOMPAS TV - Sekelompok fosil langka dinosaurus yang sedang mengerami telur ditemukan di Provinsi Jiangxi, China timur, menyajikan pengetahuan baru bagi penelitian reproduksi terkait dinosaurus theropoda, demikian dilaporkan Xinhua Sabtu (09/01/2021)

Berusia sekitar 70 juta tahun, fosil-fosil tersebut ditemukan dengan kerangka dinosaurus dewasa, embrio, serta sarang telur yang masih utuh. Dinosaurus sepanjang dua meter itu ditemukan dalam posisi berbaring menelungkup di atas sejumlah telur yang mengandung embrio untuk mengeraminya, menyerupai apa yang dilakukan burung modern.

Fosil-fosil itu tidak hanya menunjukkan postur dinosaurus tersebut saat mengerami telur, tetapi juga cara mereka melindungi embrio. Temuan ini menyajikan bukti terbaru untuk memahami perilaku dinosaurus theropoda saat mengerami telur, kata Bi Shundong, penulis pertama studi tersebut dari Universitas Yunnan.

Fosil langka dinosaurus dalam posisi sedang mengerami telur yang ditemukan di Provinsi Jiangxi, China timur, diterbitkan Kamis (07/01/2021) dalam jurnal Science Bulletin (Sumber: Akademi Ilmu Pengetahuan China)

Gambar simulasi di atas menunjukkan bagaimana dinosaurus mengerami telur. (Foto dibagikan oleh Universitas Yunnan dan Institut Paleontologi Vertebrata dan Paleoantropologi di bawah Akademi Ilmu Pengetahuan China)

Para peneliti juga menemukan bahwa embrio di dalam telur-telur itu berada pada tahap perkembangan yang berbeda, yang menunjukkan adanya penetasan asinkron, pola reproduksi lanjutan di antara burung-burung modern, pada theropoda non-unggas, menurut Xu Xing, salah satu penulis studi dari Institut Paleontologi Vertebrata dan Paleoantropologi di bawah Akademi Ilmu Pengetahuan China.

Studi tersebut dipublikasikan dalam jurnal Science Bulletin.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x