Kompas TV internasional kompas dunia

Australia Ubah Lagu Kebangsaan, Sejarah Panjang Kaum Pribumi Jadi Alasan

Kompas.tv - 1 Januari 2021, 18:37 WIB
australia-ubah-lagu-kebangsaan-sejarah-panjang-kaum-pribumi-jadi-alasan
Perdana Menteri Australia Scott Morrison (Sumber: APTN)
Penulis : Haryo Jati

CANBERRA, KOMPAS.TV - Australia akhirnya resmi mengubah lagu kebangsaannya yang akan dimulai sejak Jumat (1/1/2021).

Perubahan tersebut diungkapkan oleh Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, Kamis (31/12/2020) waktu setempat.

Pada Lagu Kebangsaan tersebut, Australia tak akan lagi disebut sebagai “Muda dan Bebas”, demi upaya untuk mencerminkan sejarah panjang kaum pribumi di negara itu.

Baca Juga: Kim Jong-Un Kirimkan Kartu Tahun Baru untuk Rakyatnya, Ucapannya Mengharukan

Seperti dikutip dari BBC, Morrison pun menegaskan dirinya berharap perubahan tersebut bisa menciptakan “semangat persatuan” di negara tersebut.

Benua Australia sebenarnya sudah dihuni sejak puluhan ribu tahun lalu, sebelum dikolonialisasi oleh Inggris pada abad ke-18.

Perubahan lirik dalam Lagu Kebangsaan tersebut adalah digantinya kata “bagi kami yang muda dan bebas”, menjadi “bagi kami yang satu dan bebas”.

“Perubahan dari ‘muda dan bebas’ menjadi ‘satu dan bebas’ tak akan menghilangkan apa-apa, tapi saya percaya itu menambah banyak hal,” ujar Morrison.

“Itu akan mengakui jarak yang telah kita tempuh sebagai sebuah bangsa. Juga mengakui bahwa kisah nasional kita diambil lebih dari 300 leluhur nasional dan kelompok bangsa, serta menjadikan kita bangsa multikultural yang paling sukses di dunia,” tambahnya.

Baca Juga: PBB Mengutuk Iran karena Hukum Mati Warganya atas Kejahatan di Masa Remaja

Dia juga menambahkan perubahan ini sekaligus merayakan persatuan Australia selama masa pandemic Covid-19.

Pemimpin oposisi, Anthony Albanese mengungkapkan Australia seharusnya bangga dengan fakta memiliki peradaban yang berkelanjutan.

Pada beberapa tahun terakhir, Australia telah menunjukkan usaha besar untuk mengenali sejarah kaum pribumi dalam acara budaya dan politik.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x