Kompas TV internasional kompas dunia

Varian Baru Virus Corona Inggris Terdeteksi di Jepang

Kompas.tv - 26 Desember 2020, 00:05 WIB
varian-baru-virus-corona-inggris-terdeteksi-di-jepang
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga mengenakan masker seusai menggelar konferensi pers terkait situasi Covid-19 terkini di Jepang di Tokyo, Jumat (25/12). (Sumber: AP Photo / Nicolas Datiche)
Penulis : Vyara Lestari

TOKYO, KOMPAS.TV – Menteri Kesehatan Jepang mengonfirmasi adanya kasus penularan pertama varian baru virus corona yang sebelumnya teridentifikasi di Inggris.

Lima kasus varian baru virus corona tersebut ditemukan pada 5 orang yang tiba di Jepang antara tanggal 18 hingga 21 Desember, sebelum Jepang mengetatkan pengawasan perbatasan pada Jumat (25/12) bagi para pendatang dari Inggris. Dari kelima kasus tersebut, seorang pria berusia 60an tahun mengeluhkan gejala kelelahan, sementara 4 orang lainnya tanpa gejala.

Baca Juga: Varian Baru Virus Covid-19 Inggris Dipastikan Sudah Masuk Singapura

Menteri Kesehatan Jepang Norihisa Tamura menyatakan, kelima orang tersebut langsung dikarantina setiba di bandara di Jepang.

Setelah menjalani tes dan dinyakatan positif Covid-19, Tamura menerangkan seperti dikutip dari Associated Press, analisa lebih lanjut yang digelar di Institut Nasional Penyakit Menular Jepang menemukan bahwa kelima orang tersebut memiliki varian virus dari Inggris yang 70% lebih menular.

Baca Juga: Hong Kong Hentikan Penerbangan dari Inggris Untuk Hindari Varian Baru Virus Corona

Kepala Satuan Tugas Covid-19 Jepang, Shigeru Omi, segera memerintahkan untuk mengetatkan pengawasan di perbatasan untuk mencegah meluasnya varian baru virus Covid-19.

Sementara itu, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga menyatakan, agar tindakan pemerintah terkait Covid-19 berjalan lebih efektif, ia akan menyusun undang-undang yang akan membuat pembatasan bisnis mengikat secara hukum, menghukum para pelanggar dan memasukkan kompensasi ekonomi.

Suga mengatakan, banyak warga Jepang di Tokyo yang keluar untuk makan malam dan berpesta kendati pihak berwenang berulang kali menyerukan agar warga menghindari risiko terpapar Covid-19. Lebih lanjut ia menambahkan, penyebaran Covid-19 di kawasan Tokyo meluas ke seluruh penjuru Jepang dan pemerintah memerlukan langkah hukum agar penerapan pembatasan berjalan lebih efektif.

Baca Juga: Ada Mutasi Virus Corona di Inggris, Bagaimana Nasib Vaksin RI?

Pada bulan April dan Mei, Jepang menyatakan kondisi darurat dan meminta warga untuk tinggal di rumah dan agar usaha bisnis menutup operasional mereka. Namun, menurut Omi, lantaran seruan pemerintah tidak mengikat secara hukum, banyak warga yang tidak khawatir akan pandemi dan kurang kooperatif atas permintaan pemerintah.

Pada Jumat (25/12), Tokyo mengonfirmasi 884 kasus Covid-19 baru, menyusul rekor di angka 888 kasus pada hari sebelumnya. Kementerian Kesehatan Jepang mencatat, pada Kamis (24/12) tercatat total 209.980 kasus Covid-19 dengan 3.105 kematian.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x