Kompas TV internasional kompas dunia

Inggris Selidiki Apakah Vaksin Covid-19 Menyebabkan Reaksi Alergi

Kompas.tv - 10 Desember 2020, 05:03 WIB
inggris-selidiki-apakah-vaksin-covid-19-menyebabkan-reaksi-alergi
Paula McMahon, perawat yang bekerja di Rumah Sakit NHS Louisa Jordan, bersiap untuk menyuntikkan vaksin Covid-19 buatan Pfizer-BioNTech di Glasgow, Skotlandia, Selasa, 8 Desember 2020. (Sumber: Associated Press)
Penulis : Tussie Ayu

LONDON, KOMPAS.TV - Regulator medis Inggris memperingatkan bahwa orang dengan riwayat reaksi alergi yang serius tidak boleh mendapatkan vaksin Covid-19 dari Pfizer dan BioNTech, Rabu (9/12/2020).

Direktur Medis Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) Profesor Stephen Powis menyatakan, Imbauan tersebut dikeluarkan atas dasar kehati-hatian. Inggris terus memantau para penerima vaksin di negaranya selama dua hari pertama program vaksinasi di negara tersebut, apakah vaksin Covid-19 menimbulkan reaksi atau efek samping. Nasihat seperti itu sering dilakukan, bahkan untuk beberapa vaksin yang sudah ada di pasaran.

Perusahaan pembuat vaksin, Pfizer dan BioNTech, mengatakan mereka bekerjasama dengan penyelidik untuk lebih memahami setiap kasus dan penyebabnya.

Baca Juga: Israel Mulai Vaksin Covid-19 Pada 27 Desember, Bagaimana dengan Palestina?

Regulator medis juga mengatakan vaksinasi harus dilakukan di fasilitas yang memiliki peralatan resusitasi.

Sejauh ini ada dua orang staf NHS yang melaporkan reaksi alergi setelah mendapatkan vaksin Covid-19. Sebelumnya mereka memiliki riwayat alergi yang signifikan dan melakukan suntikan adrenalin. Keduanya mengalami reaksi serius, tetapi kini telah pulih setelah medapatkan perawatan.

Stephen Evans, seorang profesor farmakoepidemiologi di London School of Hygiene & Tropical Medicine mengatakan, regulator telah melakukan hal yang benar, tetapi masyarakat umum tidak perlu khawatir tentang keamanan vaksin ini.

“Bagi masyarakat umum, ini tidak berarti bahwa mereka perlu khawatir untuk menerima vaksinasi. Harus diingat bahwa bahkan hal-hal sederhana seperti selai Marmite pun dapat menyebabkan reaksi alergi parah yang tidak terduga," katanya. Marmite merupakan selai yang terbuat dari ragi pembuat bir dan sangat populer di negara-negara barat.

Ashish Jha, dekan fakultas kesehatan masyarakat di Brown University mengatakan dia akan menyarankan pasien yang memiliki riwayat alergi parah terhadap obat atau makanan, untuk menunda vaksinasi, hingga dua kasus di Inggris selesai diselidiki.

Baca Juga: Uni Emirat Arab: Vaksin Covid-19 Sinopharm 86% Efektif

"Pendekatan kehati-hatian adalah dengan mengatakan kepada orang-orang yang memiliki riwayat reaksi parah atau alergi vaksin untuk menunda dulu penggunaan vaksin Covid-19," kata Jha. Ia juga menambahkan, akan dilakukan penelitian mendalam terhadap dua orang yang mendapat reaksi alergi setelah mendapatkan vaksin Covid-19.

Dia menambahkan, besarnya perhatian masyarakat terhadap vaksin ini, membuat hal-hal kecil yang terjadi sepanjang waktu menjadi diperbesar.

“Kita harus membicarakannya, kita harus jujur kepada semua orang, tetapi kita harus memasukkannya ke dalam konteks dan membantu orang-orang untuk mengerti, karena memang ada sebagian kecil orang yang memiliki reaksi alergi terhadap hampir semua obat," tambahnya.

Komentar itu muncul satu hari setelah Inggris meluncurkan program vaksinasi massal di tengah upaya mengendalikan pandemi yang telah menewaskan lebih dari 62.000 orang di seluruh negeri. Regulator kesehatan Inggris memberikan otorisasi darurat untuk vaksin Pfizer-BioNtech minggu lalu, dan menjadikan Inggris sebagai negara pertama yang menyetujui penggunaannya secara luas.

Bahkan dalam situasi tidak darurat, otoritas kesehatan harus memantau dengan cermat vaksin dan obat-obatan baru karena penelitian terhadap puluhan ribu orang tidak dapat mendeteksi risiko langka yang akan memengaruhi 1 dari 1 juta orang.

Baca Juga: Margaret Keenan dan William Shakespeare Jadi Orang Pertama yang Mendapat Vaksin Pfizer

Pihak berwenang belum mengatakan berapa banyak orang yang telah menerima suntikan di Inggris sejauh ini, tetapi mereka berencana untuk memberikan 800.000 dosis pada tahap pertama. Tahap pertama ini akan menargetkan orang-orang berumur di atas 80 tahun, staf panti jompo dan beberapa pekerja NHS.

Uji coba tahap akhir vaksin menemukan tidak adanya masalah keamanan yang serius pada vaksin ini, menurut Pfizer dan BioNTech. Lebih dari 42.000 orang telah menerima dua dosis suntikan selama percobaan tersebut.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x