Kompas TV internasional kompas dunia

Gelombang Kedua Covid-19 di Jerman Diperkirakan akan Lebih Buruk dari yang Pertama

Kompas.tv - 9 Desember 2020, 08:04 WIB
gelombang-kedua-covid-19-di-jerman-diperkirakan-akan-lebih-buruk-dari-yang-pertama
Seorang petugas kesehatan melakukan tes Covid-19 di Pusat Tes Covid-19 ASB di Berlin, Senin, 7 Desember 2020. (Sumber: Associated Press)
Penulis : Tussie Ayu

BERLIN, KOMPAS.TV - Beberapa negara bagian di Jerman akan memberlakukan lockdown yang lebih ketat. Pada Selasa (8/12/2020), pemerintah Jerman memperingatkan bahwa infeksi virus corona yang tinggi akan membanjiri rumah sakit, karena terlalu banyak orang yang mengabaikan pembatasan sosial yang ada.

Robert Koch Institute, badan pengontrol penyakit negara itu melaporkan, terdapat 14.054 kasus yang baru yang dikonfirmasi dalam 24 jam terakhir. Jumlah ini menjadikan total kasus yang diakumulasi sejak awal pandemi sebanyak 1,2 juta kasus. Sedangkan jumlah kematian terkait Covid-19 di negara itu menjadi 19.342 kematian.

Gubernur Saxony, Michael Kretschmer, mengumumkan bahwa sekolah dan sebagian besar toko akan tutup mulai Senin hingga 10 Januari mendatang. Negara bagian di timur ini mencatat tingkat infeksi terburuk di Jerman.

Data menunjukkan, jumlah kasus baru yang terkonfirmasi per 100.000 penduduk mencapai hampir 320 dalam satu minggu terakhir di Saxony. Jumlah ini lebih dari dua kali rata-rata nasional, yaitu sekitar 147.

Di negara bagian Bavaria di selatan, gubernur Markus Soeder mendesak anggota parlemen regional untuk mendukung keputusan pemerintahnya dalam mengumumkan keadaan darurat.

Baca Juga: Jerman Tembus 1 juta Kasus Pasien Positif Corona

"Jumlahnya tidak akan turun," kata Soeder kepada parlemen di Munich. Soeder memperingatkan, "Gelombang kedua akan lebih buruk dari yang pertama."

Pemerintah Bavaria akan memperkenalkan langkah-langkah baru yang keras, termasuk jam malam. Selain itu sekolah akan dilakukan dari rumah dan diberlakukan kontrol perbatasan yang lebih ketat.

"Setiap empat menit, satu orang di Jerman meninggal karena corona," kata Soeder kepada anggota parlemen, seperti dikutip dari the Associated Press. Ia menyebut wabah corona sebagai bencana terbesar yang pernah dialami generasi kita.

Gubernur yang disebut-sebut sebagai calon penerus Kanselir Angela Merkel dalam pemilihan nasional tahun depan, membidik orang-orang yang mencemooh atau mencari celah dalam aturan yang ada.

Sedangkan Kanselir Merkel memperingatkan, bahwa vaksin virus corona pertama mungkin tidak tersedia di Jerman hingga awal tahun depan.

Baca Juga: Warga Jerman Harap Bersabar, Kanselir Masih Perpanjang Pembatasan Sosial

Pihak berwenang di negara itu mengatakan, bahwa mereka ingin pusat vaksinasi massal siap pada pertengahan Desember. Tetapi Badan Obat-obatan Eropa menetapkan pertemuan yang membahas tentang persetujuan vaksin, baru pada 29 Desember mendatang.

Dalam wawancara hari Senin dengan Metropol FM, sebuah stasiun radio Berlin yang ditujukan untuk komunitas Turki Jerman, Merkel mengatakan vaksin itu mungkin akan tersedia dan disetujui di Eropa pada awal 2021.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x