Kompas TV internasional kompas dunia

Kasus Positif Covid-19 di Meksiko Capai 1 Juta, Korban Meninggal Dekati Angka 100.000

Kompas.tv - 15 November 2020, 10:36 WIB
kasus-positif-covid-19-di-meksiko-capai-1-juta-korban-meninggal-dekati-angka-100-000
Tes Covid-19 yang dilakukan di Meksiko. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Haryo Jati

MEXICO CITY, KOMPAS.TV - Wabah Covid-19 di Meksiko kian masif setelah kasus positif di negara tersebut telah menembus angka 1 juta.

Sementara itu, korban meninggal karena Covid-19 di Meksiko sudah mendekati angka 100.000 jiwa.

Meskiko menjadi salah satu negara yang menunjukkan tidak terlalu peduli dengan wabah Covid-19.

Baca Juga: Berunjuk Rasa, Pendukung Donald Trump Tegaskan Junjungannya yang Telah Meraih Kemenangan

Ketidakpedulian tersebut terlihat dari bagaimana Asisten Menteri Kesehatan Meksiko, Hugo Lpoez-Gatell menanggapi wabah tersebut.

Seperti dilaporkan Associated Press, Lopez-Gatell menegaskan tes Covid-19 dalam skala besar hanya membuang waktu, tenaga dan uang.

Selain itu, Lopez-Gatell menegaskan bahwa masker hanya alat untuk mencegah penyebaran virus.

Baca Juga: Penampakan Mengejutkan Lewat Satelit, Kim Jong-Un Ternyata Tengah Menambang Uranium

Menurutnya, masker hanya berguna untuk melindungi orang lain tetapi tidak untuk diri sendiri.

Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador bahkan tak pernah menggunakan masker.

Lopez-Gattel sendiri hanya kadang-kadang saja terlihat tengah mengenakan masker.

Baca Juga: Serang Macron yang Dianggap Hina Islam, Khabib Nurmagomedov Malah Dihardik Atlet Olimpiade Ini

Tentangan terhadap pernyataan Lopez-Gatell datang dari mantan Menteri Kesehatan Meksiko, Dr. Jose Narro.

“Mereka bilang tak ada bukti. Tidak, maaf saya, bukti itu ada. Pada Mei, kami mulai menemukan bukti empiris dan terdokumentasi secara ilmiah pentingnya masker wajah dan tes (Covid-19),” katanya.

“Apa yang bisa saya katakan adalah, strategi mereka (pemerintah) tidak memiliki fleksibilitas yang diperlukan untuk menyesuaikan peningkatan jumlah pengetahuan tentang penyakit itu,” tambah Narro.

Baca Juga: Kisah Tragis Suami Bunuh Istri dan Putrinya, 7 Hari Tidur dengan Jenazah Korban

Presiden Obrador sendiri sebenarnya sudah berjanji kepada rakyatnya adalah akan tersedia cukup tempat tidur di rumah sakit dan hal itu sudah dipenuhinya.

Namun, masyarakat Meksiko terlalu takut untuk pergi ke rumah, sehingga mereka kerap menunggu hingga saat terakhir dan sering kali semua sudah terlambat.

Ketakutan itu bukannya tak berdasar, karena pada masa-masa awal pandemi, tiga perempat pasien yang diintubasi memakai ventilator di jaringan rumah sakit terbesar di Meksiko meninggal.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x