Kompas TV internasional kompas dunia

Sebarkan Hoax, Twitter Blokir Akun Penasihat Gedung Putih

Kompas.tv - 19 Oktober 2020, 10:08 WIB
sebarkan-hoax-twitter-blokir-akun-penasihat-gedung-putih
Penasihat virus corona Gedung Putih Dr. Scott Atlas (Sumber: Associated Press)
Penulis : Tussie Ayu

NEW YORK, KOMPAS.TV - Twitter memblokir postingan seorang penasihat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang mencuitkan bahwa masker tidak berfungsi untuk menghentikan penyebaran virus corona, Minggu (19/10/2020).

Scott Atlas, yang bergabung dengan Gedung Putih sebagai penasihat sains sejak Agustus lalu, mencuitkan “Masker berfungsi? TIDAK,” dia kemudian mengatakan tidak mendukung pemakaian masker secara luas.

Tweet tersebut melanggar kebijakan Twitter yang melarang berbagi informasi menyesatkan tentang COVID-19. Dalam kebijakan ini, Twitter melarang adanya pernyataan yang telah terkonfirmasi tidak benar oleh para ahli, untuk dicuitkan di media sosial ini.

Twitter kemudian menonaktifkan akun tersebut hingga pemiliknya menghapus postingan yang bermasalah.

Trump kerap terlihat meremehkan pentingnya pemakaian masker untuk mengurangi penyebaran virus, bahkan setelah dia tertular penyakit Covid-19. Padahal virus corona hingga saat ini telah menewaskan lebih dari 215.000 warga Amerika.

"Saya tidak mengerti mengapa tweet itu dihapus," kata Atlas seperti dilansir dari the Associated Press. Dia mengatakan tweetnya dimaksudkan untuk menjelaskan bahwa masker yang dipakai masyarakat secara luas tidak berfungsi.

Dia mengklarifikasi, kebijakan yang benar adalah masker digunakan ketika kita tidak dapat menjaga jarak sosial. Ia menambahkan, virus corona tetap menyebar dengan cepat, bahkan setelah pemerintah mewajibkan pemakaian masker secara luas. Hal ini terlihat di Los Angeles, Miami, Hawaii, Alabama, Filipina, Jepang dan tempat-tempat lain di dunia.

Sebenarnya para peneliti menyimpulkan bahwa masker dapat mengendalikan penyebaran virus, dan pakar kesehatan masyarakat telah mendesak masyarakat untuk memakainya. Tetapi Trump dan timnya seringkali terlihat tanpa memakai masker, bahkan ketika sedang berkampanye.

Atlas, mantan kepala neuroradiologi di Stanford University Medical Center, tidak memiliki keahlian dalam kesehatan masyarakat atau penyakit menular. Dia mengkritik kebijakan penguncian (lockdown) untuk menghambat virus corona dan dia berkampanye agar anak-anak kembali bersekolah secara tatap muka. Beberapa ilmuwan menilai Atlas mendukung teori herd immunity.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x