Kompas TV internasional kompas dunia

Putin Tawarkan Vaksin Gratis Bagi Pekerja PBB

Kompas.tv - 23 September 2020, 05:44 WIB
putin-tawarkan-vaksin-gratis-bagi-pekerja-pbb

Seorang petugas Kesehatan sedang menyuntikkan vaksin Sputnik-V di Moskwa, Rusia, pada Selasa (15/9/2020). Otoritas Kesehatan Rusia menyatakan, vaksin ini telah diujicoba pada 40.000 orang sukarelawan. (Sumber: AP Photo/Alexander Zemlianichenko Jr.)

Penulis : Tussie Ayu

MOSKWA, KOMPAS.TV – Presiden Rusia Vladimir Putin menawarkan vaksin Covid-19 buatan Rusia secara gratis bagi staf Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York dan di seluruh dunia. Pernyataan ini disampaikan Putin dalam pidatonya di Sidang Umum PBB yang dilakukan secara virtual, Selasa (22/9/2020).

“Siapa pun dari kita dapat berhadapan dengan virus yang berbahaya ini. Virus ini juga tidak luput dari staf PBB, markas besar dan entitas regionalnya, ”kata Putin dalam pidato yang telah direkam sebelumnya dari Moskwa. Pandemi virus corona membuat Sidang Umum PBB tahun ini dilaksanakan secara virtual untuk pertama kalinya dalam sejarah.

"Rusia siap menawarkan pekerja PBB berupa bantuan yang diperlukan dan memenuhi syarat. Secara khusus kami mengusulkan untuk memasok vaksin kami secara gratis kepada karyawan PBB dan anak perusahaannya yang menjadi sukarelawan untuk divaksinasi," kata Putin seperti dilansir dari Associated Press.

Vaksin Sputnik-V buatan Rusia, selama ini dikhawatirkan belum siap digunakan secara luas, karena berpotensi menimbulkan efek samping. Namun vaksin ini telah digunakan di Rusia, bahkan putri Putin termasuk dalam kelompok orang yang telah menggunakan vaksin ini.

Putin menyebut, tawaran ini diajukannya sebagai jawaban atas permintaan dari beberapa koleganya di PBB.

Atas tawaran ini, Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan, "Kami berterima kasih kepada Presiden Putin atas tawarannya yang dermawan. Tawaran ini akan dipelajari oleh petugas di layanan medis kami."

Sedangkan di badan medis PBB di Jenewa, Juru Bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dr. Margaret Harris menolak untuk berkomentar.

Dalam sebuah laporan yang diterbitkan di jurnal Lancet, pengembang vaksin Rusia mengatakan vaksin ini aman dan terbukti memicu respons antibodi pada 40 orang yang diuji pada fase kedua penelitian, yang dilakukan dalam tiga minggu. Namun, seperti dilansir dari Associated Press, relawan vaksin hanya dipantau selama 42 hari. Sampel penelitian hingga saat ini pun dinilai sangat kecil dan tidak ada pengawasan atas penggunaan vaksin.

Kontras dengan vaksin Rusia, vaksin buatan negara lain terlihat lebih menjanjikan. Vaksin-vaksin lain saat ini tengah diuji coba pada puluhan ribu orang di beberapa negara. Uji coba yang dilakukan secara luas ini dilakukan untuk mengetahui apakah vaksin cukup efektif untuk melindungi sukarelawan dari serangan Covid-19, dan apakah ada efek samping yang dialami oleh mereka.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x