> >

Mengenal Duck Syndrome, Terlihat Bahagia Padahal Jiwanya Teraniaya

Sinau | 22 Juni 2022, 17:38 WIB

KOMPAS.TV- Faktanya, orang yang selalu tampak tenang di permukaan dan baik baik saja tidak selalu begitu di dalamnya, mengapa? Berikut penjelasannya.

Berusaha terlihat bahagia, tenang, meski dilanda beragam persoalan kerap dilakukan sebagian orang dan hal ini semakin mudah dilakukan di media sosial.

Kondisi ini kerap disebut dengan Duck Syndrome dan istilah ini dimulai di Stanford University.

Ketika tahun pertama, biasanya mahasiswa Stanford menampilkan diri seperti bebek.

Yaitu di atas permukaan air terlihat tenang, padahal di bawah air kakinya sedang berenang dengan sangat cepat.

“Supaya tidak terlihat kalah, maka mereka harus bersikap seperti bebek yang tenang padahal di balik itu semua sedang mengalami perjuangan, kegelisahan, dan ketakutan”, jelas Margaretha Rehulina, S.Psi., G.Dip.Psych., M.Sc., pakar psikologi UNAIR.

Duck Syndrome terjadi karena adanya persoalan yang muncul, ketika seseorang sedang berusaha menyesuaikan diri di lingkungan.

Namun, kondisi tersebut akan menjadi masalah apabila apa yang ditampilkan sangat berbeda dengan yang sebenarnya dirasakan.

Berikut tiga jenis Duck Syndrome yang umum dialami orang-orang:

Menipu Diri Demi Terlihat Sukses

Tips menghadapinya adalah dengan lebih jujur untuk dapat menerima diri sendiri.

Struggle Alone

Yakni ingin terlihat baik-baik saja meskipun sebenarnya mereka sedang mengalami banyak masalah.

Mereka perlu dibantu, dengan penjelasan soal kesehatan mental dan cara mengupayakan supaya sehat secara mental.

Membandingkan Diri dengan Orang Lain

Tips menghadapinya yakni, berhenti melakukan perbandingan yang tidak realistis.

Baca Juga: Ini Penjelasan Psikolog Terkait Kedukaan, Seperti yang Menimpa Keluarga Ridwan Kamil

Editor Video & Grafis: Dimas WPS

Penulis : Sunbhio-Pratama

Sumber : Diolah dari berbagai sumber


TERBARU