> >

Arya Sinulingga: Komisaris Dipilih Berdasarkan Pengalaman

Satu meja | 25 Juni 2020, 00:38 WIB

Utak-atik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi sorotan. Kursi komisaris lagi-lagi diisi para politisi dan relawan ketika publik berharap pada gebrakan yang dilakukan, yaitu bersih-bersih BUMN agar terbebas dari belenggu politik.

Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga menyebut komisaris dipilih berdasarkan pengalamannya di bidang komisaris. Namun, Adian Napitupulu, Politisi PDI-P mengatakan BUMN harus menjelaskan bagaimana komisaris perusahaan yang dimiliki sebuah menteri dan pindah menjadi komisaris utama.

Langkah bongkar pasang pengurus BUMN yang dilakukan Menteri Erick Thohir belakangan menuai kritik. Posisi komisaris di sejumlah BUMN lagi-lagi diisi para politisi dan relawan pendukung Presiden Joko Widodo.

Utak-atik BUMN dilakukan Erick Thohir sejak dirinya menjabat menteri BUMN dan akan terus berlanjut. Sejak awal ia memang telah bertekad untuk merombak dan merestrukturisasi 142 BUMN demi efisiensi, refocusing, dan mewujudkan Good Corporate Governance (GCG).

Gebrakan bersih-bersih Erick mendapat dukungan publik yang berharap BUMN terbebas dari mafia dan belenggu politik. Selama ini, bagi-bagi kursi komisaris kepada para politisi dan pendukung rezim menjadi praktik yang lazim di BUMN.

Sementara itu, Erick Thohir membantah ada titipan dalam penunjukan para petinggi BUMN. Seleksi dilakukan sesuai prosedur yang mengedepankan kompetensi dan tanpa tekanan. Lantas, mengapa jajaran komisaris BUMN masih berkutat pada nama-nama politisi dan relawan pendukung rezim?

Selengkapnya di video berikut.

Penulis : Yudho-Priambodo

Sumber : Kompas TV


TERBARU