> >

Banyak Pasien Isoman di Surabaya yang Meninggal Dimakamkan di Makam Kampung Tanpa Prokes

Update corona | 16 Juli 2021, 10:10 WIB
Sejumlah petugas melakukan pemakaman jenazah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Keputih, Kota Surabaya, Jatim, Kamis (15/7/2021) (Sumber: KompasTVAnt)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Banyak warga di Surabaya yang menjalani isolasi mandiri (isoman) meninggal dan dimakamkan di pemakaman kampung. Hal tersebut dikatakan kata Wakil Ketua DPRD Surabaya AH Thony.

"Sekarang ada tren, warga isoman meninggal dimakamkan pakai non-protokoler di makam kampung," kata Thony dilansir dari ANTARA, Jumat (16/7/2021).

Terlebih, lanjut Thony, warga yang meninggal tersebut tidak dicek positif atau negatif Covid-19, melainkan langsung dimakamkan di makam kampung. Anehnya, kata dia, warga yang takziah juga banyak, sehingga bisa menjadi salah satu pintu penyebaran dan penyebab mengapa di Surabaya ada lonjakan warga yang terpapar Covid-19.

Bahkan, kata Thony, beberapa hari lalu pihaknya mendapat laporan bahwa ada 12 warga yang meninggal akibat Covid-19 dalam satu hari di Kelurahan Sawunggaling, Kecamatan Wonokromo.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Siapkan RS Darurat Covid-19 di Setiap Kelurahan

Lebih jauh  Thony tak sepakat jika jenazah Covid-19 dimakamkan di pemakaman umum di kampung. "Pertimbangannya tidak sekedar bergerombol. Makam kampung mayoritas juga banyak yang penuh dan ada banyak pemukiman di sebelah makam, bahkan airnya memakai sumur yang digali sebelah makam. Ketika rembesan makam masuk ke sumur, ini kan bisa repot," terangnya.

Menurut Thony, menghormati yang sudah meninggal adalah kewajiban, tapi juga harus memikirkan yang masih hidup agar kelangsungan kesehatan dan hidupnya terjaga lebih baik.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Surabaya Anna Fajriatin mengatakan jauh-jauh hari pihaknya sudah mengusulkan kepada camat dan lurah, dimana ada lokasi di wilayahnya yang bisa digunakan sebagai tempat pemakaman.

"Kami juga mengirimkan surat usulan makam mana saja yang memungkinkan untuk dilakukan asesmen," katanya.

Hanya saja, kalau di makam kampung, tidak semua warga bisa menyetujuinya. Bahkan, jika jenazah itu diketahui positif Covid-19, kebanyakan warga menolak. "Kami tidak bisa berbuat banyak, karena lahan makam kampung bukan aset Pemkot, sehingga tidak bisa memaksa dibuat tempat pemakaman,” pungkasnya.

Baca Juga: Dapur Surabaya Beri Makanan Ke Warga Isolasi Mandiri

Penulis : Hedi Basri Editor : Zaki-Amrullah

Sumber : Kompas TV/Ant


TERBARU