> >

Kabar Baik! Peneliti Klaim Dexamethasone Dapat Turunkan Angka Kematian Pasien Corona

Berita kompas tv | 19 Juni 2020, 15:01 WIB

KOMPAS.TV - Upaya mencari obat dan vaksin corona terus dilakukan oleh para peneliti di sejumlah negara.

Baru-baru ini, uji klinis yang dilakukan tim peneliti yang dipimpin ilmuwan dari Universitas Oxford, Inggris, mengklaim obat Dexamethasone mampu mengurangi risiko kematian pada pasien corona.

Dalam penelitian, obat antiradang ini mengurangi sepertiga kematian pasien corona yang dirawat dengan ventilator, serta dapat mengurangi seperlima tingkat kematian.

Tapi, menurut Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, Dexamethasone belum terbukti efektif bagi pasien corona yang memiliki gejala ringan.

Ikatan Dokter Indonesia, IDI, memberi lampu hijau Dexamethasone menjadi obat penyembuh corona dengan kondisi pasien yang  parah.

Ketua Dewan Pertimbangan IDI, Zubairi Djoerban mengingatkan, Dexamethasone tidak akan berguna bagi pasien corona gejala ringan ataupun orang tanpa gejala, atau OTG.

Dalam kedokteran, selama ini Dexamethasone dikenal sebagai obat keras golongan kortikosteroid. Dexamethasone adalah obat anti peradangan.

Sebagai obat anti radang, Dexamethasone juga memiliki efek samping. Di antaranya, pembengkakan, osteoporosis, hipertensi, serta gangguan mental.

Berdasarkan pantauan kontan.co.id, obat ini sudah banyak di pasaran. Baik di apotek maupun situs belanja. Harganya di kisaran 20 ribu, hingga 50 ribu rupiah per boks, dengan isi 100 tablet.

Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Covid-19, Profesor Wiku Adisasmito, menyebut, penggunaan obat ini untuk pasien corona di Indonesia masih dirundingkan.

Mampu mengurangi tingkat kematian pada corona, untuk pasien kritis. Dexamethasone banyak beredar di pasaran perlu pengawasan ketat agar obat keras ini tidak sembarangan dikonsumsi.

Baca Juga: Dexamethasone Obat Corona Mulai Diburu, BPOM: Jangan Asal Minum, Itu Obat Keras

Penulis : Fransiska-Wijayanti

Sumber : Kompas TV


TERBARU