> >

PSBB Dilonggarkan, Pakar Kesehatan: Yang Kita Lawan ini Pandemi, Bukan Ekonomi!

Sapa indonesia pagi | 12 Mei 2020, 11:49 WIB

KOMPAS.TV - Dalam rapat terbatas percepatan penanganan Covid-19 secara daring hari Senin (11/5/2020) , Presiden Joko Widodo menyampaikan target pengujian 10 ribu spesimen PCR per hari, belum tercapai.

Uji spesimen dengan metode PCR, baru mencapai empat hingga ribu sampel per hari.

Uji PCR yang hampir memenuhi target, sejauh ini baru terjadi 8 Mei lalu dengan spesimen sebanyak 9.600 sampel.

Target PCR diduga belum bisa dipenuhi, akibat kurangnya sumber daya manusia yang terlatih.

Sementara, dari 104 laboratorium yang tergabung dalam penanganan covid-19 di indonesia, baru 53 lab yang beroperasi.

Di sisi lain, sejak pekan lalu pemerintah telah menggulirkan kajian peta jalan untuk memulihkan perekonomian.

Bahkan, untuk mengurangi potensi pemutusan hubungan kerja akibat pandemi Covid-19, pemerintah menyatakan membuka kesempatan kepada masyarakat kelompok usia di bawah 45 tahun untuk beraktivitas.

Namun demikian, pelanggaran aturan pembatasan sosial berskala besar, tercatat masih saja terjadi dari hari ke hari.

Baik pelanggaran larangan mudik, pelanggaran operasi perusahaan yang bukan dikecualikan di ibu kota, maupun pelanggaran protokol kesehatan yang lain.

Pelonggaran PSBB dalam rangka pemulihan ekonomi selama pandemi virus Corona, menimbulkan pertanyaan.

Puncak pandemi masih sulit ditentukan, sementara kurva pandemi Covid-19 di Indonesia belum menampilkan gambaran sesuai standar ilmu epidemiologi.

Pemerintah diminta tidak terburu-buru menilai bahwa wabah Corona melandai.

Wacana maupun rencana pelonggaran PSBB, sebaiknya dikaji mendalam dan dilakukan hati-hati.

Pelonggaran demi pemulihan ekonomi, perlu dicermati melalui sajian data tes cepat dan pelacakan masif virus Corona.

Apalagi, pertumbuhan klaster-klaster sebaran baru Covid-19, dilaporkan terjadi di sejumlah daerah di luar ibu kota. 

Penulis : Aleksandra-Nugroho

Sumber : Kompas TV


TERBARU