> >

Revitalisasi Taman Ismail Marzuki Bermasalah

Kompas pagi | 18 Februari 2020, 13:02 WIB

JAKARTA, KOMPAS.TV - Forum seniman peduli Taman Ismail Marzuki, mengadu ke komisi sepuluh DPR karena kecewa dengan keputusan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, yang tetap melanjutkan revitalisasi Taman Ismail Marzuki.

Dalam Rapat Dengar Pendapat, atau RDP di komisi sepuluh DPR RI, forum seniman menyayangkan tidak ada sosialisasi soal revitalisasi kepada mereka sebelumnya.

Seniman menilai revitalisasi Taman Ismail Marzuki, kental dengan unsur komersialisasi demi menaikkan pendapatan asli daerah.

Para senniman meminta, revitasliasi Taman Ismail Marzuki dihentikan dan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan diberi sanksi, karena dinilai telah melanggar sejumlah aturan.

Dalam RDP kemarin, sejumlah anggota komisi sepuluh DPR menyatakan, tidak setuju dengan revitalisasi taman ismail marzuki. 

Salah satu anggota Komisi X, Rano Karno misalnya, menyatakan kecewa karena seniman yang menjadi bagian penting di Taman Ismail Marzuki terkesan tidak dianggap. 

Rano meminta proyek revitalisasi dihentikan sementara.

Seusai rapat dengan para seniman, Komisi X DPR memutuskan untuk memanggil Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, DPRD DKI Jakarta, serta pengembang Jak-Pro, terkait revitalisasi Taman Ismail Marzuki.

Komisi X DPR juga akan melakukan inspeksi ke lokasi, untuk melihat secara langsung revitalisasi di Taman Izmail Marzuki, serta meminta agar revitalisasi tim ditunda untuk sementara waktu atau moratorium.

Revitalisasi Taman Ismail Marzuki, atau TIM,  dikerjakan oleh PT Jakarta Propertindo atau Jakpro. 

Saat ini, sudah ada beberapa bagian dari bangunan di Taman Ismail Marzuki yang sudah dibongkar dengan alat berat.

Salah satu yang akan dibangun di taman ismail marzuki adalah hotel berbintang, yang akhirnya dibatalkan pasca adanya penolakan dari seniman.

Menurut rencana, revitalisasi yang membutuhkan anggaran sebesar Rp 1,6 triliun ini, ditargetkan selesai pada Juni 2021.
 

Penulis : Merlion-Gusti

Sumber : Kompas TV


TERBARU