> >

SMRC Ungkap Keberanian Masyarakat Bicara Politik Turun - AIMAN (5)

Aiman | 26 Juni 2019, 22:40 WIB

Jurnalis KompasTV Aiman Witjaksono mewawancarai Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research Center (SMRC) Djayadi Hanan terkait survei SMRC terbaru. Berdasarkan survei itu, sikap masyarakat sedikit berubah pasca Kerusuhan 21-22 Mei. Djayadi menyatakan ada penurunan keberanian masyarakat saat berbicara tentang politik.Biasanya masyarakat yang takut hanya 10-15 persen, tapi sekarang sampai 20 persen, bahkan untuk bicara tentang politik meningkat sampai 43 persen,” ungkap Djayadi.

Saat Pemilu 2004-2014 lalu, ketakutan masyarakat cenderung stagnan. Namun, pasca Pemilu 2019, persentase ketakutan masyarakat meningkat tajam. Meski demikian, Djayadi menyatakan jumlah masyarakat yang takut hanya sedikit. Artinya, mayoritas masyarakat Indonesia masih berani membahas politik, berorganisasi, membahas agama, dan kasus kesewenang-wenangan hukum.

Kerusuhan 21 – 22 Mei 2019 ini disebut mirip dengan Kasus Malari 1974 dan Kerusuhan 1998. Adakah persamaan di antara ketiganya? "Ada yang sama. Ada aktor mencoba memanfaatkan situasi untuk menjalankan tujuannya. Namun, hal yang berbeda adalah lapangan kerusuhan tidak sesubur tahun 1998, sebab kondisi perekonomian baik-baik saja,” jelas Djayadi. Kondisi perekonomian yang stabil menyulitkan aktor-aktor kerusuhan sulit menjalankan tujuannya.

Penulis : edika-ipelona

Sumber : Kompas TV


TERBARU