> >

Agama Jadi Senjata Politik, Rentan Picu Konflik

Politik | 7 November 2022, 22:39 WIB

JAKARTA, KOMPAS. TV - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlaltul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menyatakan Agama tidak boleh menjadi "senjata" politik. Penggunaan agama sebagai senjata politik rentan memicu konflik besar.

Demikian disampaikan Gus Yahya saat menjadi nara sumber di Satu Meja The Forum edisi "R20 dan Arah Politik NU" bersama jurnalis senior Harian Kompas Budiman Tanuredjo. 

Baca Juga: Ketika Pemimpin Agama Dunia Sepakat Hentikan Politik Identitas dan Kebencian di Forum R20

"Kalau kita sudah melihat suatu kepompok agama sebagai musuh bagi kelompok agama kita, itu berarti sudah menjadikan agama sebagai senjata politik," ujar Gus Yahya. 

Dia menyatakan pengalaman membuktikan di Indonesia agama telah dijadikan senjata politik. Bahkan di Indonesia, fenomena agama sebagai senjata politik sudah mulai lebih dulu dibanding negara-negara lainnya. 

Baca Juga: Politik Identitas Mungkin Terulang di 2024, NU Siap Mencegahnya

Dia menilai  politik identitas harus dicegah agar tidak terulang kembali di Pemilu 2024.

Menurut Gus Yahya proses pemulihan dan kerusakan di masyarakat akibat politik identitas bakal berlangsung lama. Bahkan hingga kini masih terasa pembelahan warga akibat politik identitas pada pemilu sebelumnya. 

Penulis : Vidi-Batlolone

Sumber : Kompas TV


TERBARU