> >

Pungli dan Setoran ke Atasan di Tubuh Polri, Sentimen Publik Sejak Dulu yang Sulit Dihilangkan

Peristiwa | 25 Oktober 2022, 07:37 WIB
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat menyampaikan keterangan di Istana Negara, Jakarta, Jumat (14/10/2022) sore. (Sumber: Tangkapan layar tayangan KOMPAS TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Pungutan liar di tubuh polri dan juga setoran ke atasan, sudah jadi omongan masyarakat sejak lama. Namun tidak pernah diakui secara terang-terangan oleh institusi Bhayangkara ini.

Sampai akhirnya, Kapolri  Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengakui dan mewanti-wanti jajaran perwira tinggi (Pati) untuk meniadakan potensi pungutan liar (pungli) terkait jabatan di institusinya.

“Kita-kita yang atasan-atasan ini juga harus mengurangi hal-hal atau menghilangkan hal-hal yang membuat anggota kemudian memiliki alasan untuk melakukan pungli, karena alasannya untuk melakukan setoran ke atasan. Ini tolong ditiadakan,” ucap Kapolri di akun Instagram resminya, @listyosigitprabowo pada Senin (24/10/2022).

Baca Juga: Kapolri Perintahkan Kadiv Propam hingga Kapolda Usut soal Coretan Sarang Pungli di Mapolres Luwu

Menurutnya, As SDM Mabes Polri Irjen Pol Wahyu Widada juga melakukan pengawasan agar tidak ada tindakan terkait pungli untuk masuk sekolah polisi ataupun naik jabatan. Sigit meminta pihak yang mencatut namanya untuk pungli jabatan atau masuk sekolah Polri agar ditangkap. “Ini sudah saya cek di Mabes tidak ada seperti itu termasuk juga kalau ada yang bawa-bawa nama saya tolong tangkap, laporkan,” tegasnya.

 

Peneliti Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) bidang kepolisian Bambang Rukminto mengatakan, perilaku tak terpuji aparat kepolisian itu sulit hilang karena inkonsistensi sikap dan pernyataan para petingginya. "Susah karena tidak ada keteladanan dari para pucuk pimpinan Polri sendiri. Pimpinan Polri tidak konsisten antara pernyataan dan tindakan," kata Bambang  Senin (24/10/2022), dikutip dari Kompas. Com.

Baca Juga: Kapolri Minta Pejabat Polri Hilangkan Alasan Lakukan Pungli: karena Alasannya untuk Setor ke Atasan

Bambang pun meminta masyarakat tidak perlu muluk-muluk membayangkan muncul sosok polisi sederhana dan berintegritas seperti Jenderal Hoegeng Iman Santoso atau Jenderal Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo. "Zaman sudah berbeda, tak perlu untuk menjadi Jenderal Hoegeng atau Jenderal Soekanto. Cukup bertindak baik dan benar sesuai tupoksi mengayomi, melindungi dan melayani masyarakat dengan baik dan bertanggung jawab saja sudah luar biasa," ucap Bambang.


 

Penulis : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU