> >

PDIP Sanksi Arteria Dahlan soal Ucapan Sunda, Ketua DPP: Dia Langgar Etik

Politik | 20 Januari 2022, 15:38 WIB
Arteria Dahlan saat memberikan klarifikasi kepada DPP Partai pada Kamis (20/1/2021). (Sumber: Humas DPP PDIP)

JAKARTA, KOMPAS TV - DPP PDIP resmi memberi sanksi peringatan kepada anggota Komisi III DPR RI Arteria Dahlan atas pernyataannya yang dinilai melanggar etik dan disiplin Partai. 

Diketahui, Arteria meminta Jaksa Agung ST Burhanuddin untuk memecat seorang Kajati karena dia berbicara menggunakan bahasa Sunda saat rapat.  

"Surat sanksi peringatan ditandatangani Pak Sekjen dan saya. DPP Partai menerima berbagai laporan dan membaca pemberitaan di media, termasuk dari pendukung partai di Jawa Barat yang merasa terusik dan kurang nyaman dengan pernyataan Pak Arteria itu," kata Ketua DPP Bidang Kehormatan Komaruddin Watubun di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, (20/1/2022).

Baca Juga: Arteria Dahlan Dipanggil Fraksi PDIP, Utut Adianto: Kami Akan Bina yang Bersangkutan 

Komaruddin menjelaskan, apa yang disampaikan Arteria Dahlan dari sisi organisasi di Partai, penilaian Partai hal itu sudah melanggar etik dan disiplin organisasi. 

"Dalam klarifikasi dengan DPP hari ini, Pak Arteria menyampaikan permintaan maaf ke masyarakat Jawa Barat, khususnya masyarakat Sunda. Dia pun menyerahkan sepenuhnya kepada DPP Partai."
 
"Sebagai kader partai siap menerima sanksi yang diberikan Partai. Jadi DPP Partai memberikan sanksi peringatan kepadanya. Semoga ini menjadi pembelajaran bagi Pak Arteria," ujarnya.

Baca Juga: Pelat Mobil Mewah Arteria Dahlan Bernomor Polisi Bisa Diperkarakan, BK DPR Didesak Turun Tangan

Sementara itu, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengingatkan Arteria Dahlan bahwa Indonesia dibangun dengan semangat persatuan-kebangsaan, tanpa membeda-bedakan suku, agama, jenis kelamin, status sosial dan berbagai pembeda lainnya. 

“Semangat Indonesia untuk semua. Indonesia dengan jiwa bangsa Pancasila itulah yang dikobarkan oleh Bung Karno. Bahkan Bung Karno melakukan kontemplasi ideologisnya diformulasikan di Bumi Parahayangan ketika bertemu dengan Pak Marhaen dan kemudian mematangkan konsepsi Pancasilanya setelah dibuang ke Ende dan Bengkulu,” kata Hasto.
 

Penulis : Fadel Prayoga Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU