> >

Temuan Kontaminasi Paracetamol di Air Teluk Jakarta, Warga Akui Air Lebih Berbau dan Keruh

Update | 2 Oktober 2021, 12:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.TV - Peneliti menganalisis sampel air laut di teluk Jakarta, dan ternyata, hasilnya, kandungan parameter nutrisi, termasuk kandungan parasetamol, dan logam, di teluk Jakarta melebihi batas standar baku mutu kualitas air laut Indonesia.

Konsentrasi tertinggi parasetamol ditemukan di Angke, dengan kadar 610 nanogram per liter, dan Ancol, dengan 420 nano gram per liter.

Para peneliti juga menulis, tingginya kandungan obat demam dan sakit kepala di Teluk Jakarta ini menimbulkan kekhawatiran atas risiko lingkungan, terutama pencemaran jangka panjang, dan dampaknya terhadap kualitas produk laut, seperti ikan-ikan, serta tambak kerang, di sekitar Teluk Jakarta.

Terlebih, kontaminasi parasetamol ini juga diduga bisa berdampak pada populasi ikan total di laut Jakarta.

Penelitian yang sampelnya diambil sekitar tahun 2019 ini, pun menjadi penelitian dasar, yang masih perlu pendalaman.

Kualitas air di Teluk Jakarta, memang secara rutin dipantau Dinas Lingkungan Hidup, namun tidak mencantumkan variabel pencemaran parasetamol.

Para nelayan di Muara Angke, mengaku kerap menemukan bangkai ikan dan rajungan di perairan Teluk Jakarta.

Terlebih saat musim hujan, limbah yang bermuara di laut, semakin banyak, dan ini menyulitkan para nelayan untuk mendapatkan tangkapan ikan yang segar dan berkualitas baik.

Para peneliti menduga, penyebab hadirnya kandungan obat demam dan sakit kepala di teluk Jakarta, berasal dari konsumsi rumah tangga yang terbuang lewat urine dan kotoran, namun limbahnya tak dikelola dengan baik.

Selain itu, juga bisa dari limbah industri farmasi. 

Penulis : Dea-Davina

Sumber : Kompas TV


TERBARU