> >

Tindakan Polisi Soal Aspirasi Disorot, Pengamat: Telegram Kapolri Harus Sampai ke Bawahan

Wawancara | 16 September 2021, 22:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo akhirnya berkomentar soal penghapusan sejumlah mural berisi kritik ke pemerintah.

Jokowi mengaku sudah menegur Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan meminta aparat tidak bertindak reaktif terhadap aspirasi.

Untuk itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sudah mengeluarkan surat telegram kepada jajarannya agar tidak bersikap reaktif saat menyikapi penyampaian aspirasi masyarakat.

Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Azyumardi Azra, menekankan jika perintah dalam telegram tersebut harus dilaksanakan pada saat di lapangan.

“Ya harus ke bawah. Yang ada di lapangan itu, yang ada di jalan raya, dimana saja lah. Polisi kan ada dimana-mana. Mereka itu ya harus diberikan penyadaran. Mereka kalau melihat mural langsung nyuruh dicat, biarkan saja,” kata Syarif kepada KompasTV, Kamis (16/9/2021).

Sebelumnya, kunjungan kerja presiden di Blitar, Jawa Timur, 7 September lalu, diwarnai aksi seorang peternak ayam petelur, suroto, yang membentangkan poster saat rombongan Jokowi melintas.  

Suroto membentangkan spanduk bertuliskan, “Pak Jokowi, bantu peternak beli jagung dengan harga wajar.”

Saat itu polisi langsung membawa Suroto ke mobil polisi.

Seperti apa sikap yang harusnya dilakukan aparat keamanan dalam menyikapi maraknya mural berisi kritik ke pemerintah serta munculnya aspirasi dari rakyat saat presiden berkunjung ke daerah?

Simak dialog lengkapnya bersama Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Divisi Humas Polri, Kombes Ahmad Ramadhan, Humas Gejayan Memanggil, Mimin Muralis, serta Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Azyumardi Azra.

Penulis : Reny-Mardika

Sumber : Kompas TV


TERBARU