> >

Pemerintah dan Masyarakat Diminta Berempati pada Tenaga Kesehatan yang Menangani Covid-19

Politik | 28 Juni 2021, 11:41 WIB
Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiya menyampaikan pada pemerintah untuk lebih memperhatikan nasib buruh pasca disahkannya UU Cipta Kerja (Ciptaker). (Sumber: dpr.go.id)

JAKARTA, KOMPAS TV - Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani meminta pemerintah dan masyarakat berempati kepada tenaga kesehatan (Nakes) yang bertugas dalam penanganan Covid-19. Sebab, dengan menumbuhkan rasa itu, nantinya diharapkan ketaatan dalam mematuhi protokol kesehatan pun akan semakin meningkat. 

“Pemerintah harus memberi perhatian dan empati kepada tenaga kesehatan, karena merekalah yang berhadapan langsung dengan pasien Covid-19. Pastikan semua hak mereka terpenuhi, baik menyangkut perlindungan dan keamanan diri, kesehatan, jam kerja hingga soal insentif yang telah dijanjikan,” kata Netty dalam keterangan tertulis, Senin (28/06/2021).

Baca Juga: Mengingatkan Lagi, Berikut Gejala yang Muncul saat Terinfeksi Covid-19

Menurut dia, empati kepada nakes harus dibangun, sebab, seiring lonjakan kasus Covid-19 banyak nakes yang mengalami kelelahan, minim istirahat, terpapar COVID-19, meninggal  dan bahkan mengalami perlakuan tidak menyenangkan dari pasien atau keluarga pasien.

“Pemerintah harus surplus empati pada kondisi yang tengah dihadapi tenaga kesehatan. Jangan sampai ada  kebijakan yang tidak pro nakes, seperti penundaan insentif, waktu dan beban kerja yang berlebihan, APD minim serta kurangnya suplay obat-obatan dan alat kesehatan. Kondisi itu menyulitkan nakes dalam menjalankan tugasnya dan menjadi indikasi adanya defisit empati,” ujarnya.

Data di LaporCovid-19 menunjukkan, jumlah tenaga kesehatan (nakes) yang meninggal karena Covid-19 hingga Selasa (22/06/2021) mencapai 974 orang. Sebagian besar nakes meninggal adalah dokter sebanyak 374 orang, perawat 311 orang, bidan 155 orang, disusul beragam profesi nakes lain. Jumlah nakes meninggal dunia di bulan Mei – Juni ini mengalami kenaikan.

“Meninggalnya satu orang tenaga kesehatan menjadi kehilangan besar bagi dunia kesehatan Indonesia dan berimplikasi buruk terhadap penanganan Covid-19. Apalagi saat ini kita menghadapi lonjakan kasus dengan virus varian baru yang lebih ganas dan mudah menular,” kata Netty.

Selain itu, kata Netty, insentif terhadap nakes harus segera ditunaikan. Pemerintah harus memprioritaskan anggaran untuk pembayaran upah mereka, karena nakes telah berjuang demi menyelamatkan nyawa masyarakat Indonesia yang terpapar Covid-19. 

Baca Juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Wisata Keraton Yogya DItutup Sementara

“Jangan ditunda-tunda dan terlambat pencairannya. Insentif itu adalah hak mereka yang wajib diberikan. Besarannya  belum tentu setimpal dengan pengorbanan waktu, keringat, air mata dan bahkan nyawa dalam membantu penanganan pasien COVID-19,” katanya.

Penulis : Fadel Prayoga Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU