> >

Pro Kontra Vaksin Nusantara, BPOM Minta Penelitian Dihentikan Sementara

Kesehatan | 15 April 2021, 09:02 WIB

JAKARTA, KOMPAS.TV - Vaksin Nusantara tengah menuai pro dan kontra. Sejumlah anggota komisi IX DPR, mengikuti uji klinis fase kedua, di RSPAD Gatot Subroto Jakarta.

Sementara BPOM meminta penelitian vaksin dihentikan sementara, karena tak memenuhi syarat uji klinis fase pertama.

Di antaranya, Vaksin Nusantara tidak memenuhi aspek good manufacturing, dan good laboratory practice, yang mengacu ke proses kelayakan produksi.

Selain itu, antigen yang digunakan dalam vaksin, tidak memenuhi standar kualitas, sebelum disuntikkan ke tubuh manusia.

Penny dalam pernyataan tertulis, bahkan menyebut sebanyak 71,4 persen relawan Vaksin Nusantara, mengalami kejadian tidak diinginkan, atau ktd.

Senada dengan BPOM, Ikatan Dokter Indonesia meminta peneliti Vaksin Nusantara, untuk memperbaiki uji klinis fase pertama.

Setiap peneliti juga harus berpedoman pada prosedur keilmuan, yang berstandar internasional, termasuk rekomendasi dari BPOM.

Menanggapi kritikan, peneliti utama Vaksin Nusantara, menyebut Vaksin Nusantara  memiliki perbedaan dari vaksin covid-19 lainnya, karena dibuat dari sel tubuh penerima vaksin.

Selain itu, proses vaksinasi juga tidak memakan waktu lama dan biaya yang bersaing, dengan vaksin covid-19 lainnya.

Vaksin Nusantara, adalah kandidat vaksin covid-19 berbasis sel dendritik, yang diinisiasi mantan Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto.

Vaksin ini pengembangannya bekerja sama dengan produsen obat kanker berbasis sel dendritik, di California Amerika Serikat.

Penulis : Dea-Davina

Sumber : Kompas TV


TERBARU