> >

UGM Mundur dari Penelitian Vaksin Nusantara

Peristiwa | 8 Maret 2021, 15:58 WIB
Ilustrasi: Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM mundur dari penelitian vaksin nusantara. (Sumber: KOMPAS.COM)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM mundur dari penelitian vaksin nusantara. Surat pengunduran diri sebagai tim peneliti uji klinik vaksin sel dendritik SARS CoV-2 itu diajukan UGM kepada menteri kesehatan.

Wakil Dekan FKKMK UGM Bidang Penelitian dan Pengembangan Yodi Mahendradhata, mengungkapkan alasan pengunduran diri karena para peneliti tidak dilibatkan dalam proses uji klinis, termasuk penyusunan protokol.

“Kami belum ada keterlibatan sama sekali, bahkan kami baru tahu saat rencana itu muncul di media massa akan dikembangkan di Semarang dan pengembangannya melibatkan tim UGM,” ujarnya dalam siaran pers, Senin (8/3/2021).

Baca Juga: Suka Duka Perjalanan RSA UGM Bertepatan dengan Setahun Pandemi Covid-19 di Indonesia

Ia tidak menampik sejumlah peneliti UGM sempat menerima komunikasi informasi perihal pengembangan vaksin nusantara di bawah koordinasi Kementerian Kesahatan dan menyatakan bersedia mendukung penelitian yang dilakukan. Meskipun demikian, tidak terdapat komunikasi lebih lanjut terkait penelitian vaksin itu.

Para peneliti UGM juga tidak mengetahui Kementerian Kesehatan telah menerbitkan Surat Keputusan Nomor HK 01.07/MENKES/11176/2020 yang mencantumkan nama mereka beserta posisi masing-masing dalam tim vaksin nusantara.

Menurut  Yodi, ketika itu, belum ada detail soal vaksin nusantara. Bahkan, mereka tidak mengetahui nama vaksin itu.

Baca Juga: Berbasis Sel Dendritik, Vaksin Nusantara Aman

“Hanya waktu itu diminta untuk membantu, ya kami di UGM jika ada permintaan dari pemerintah seperti itu kami berinisiatif untuk membantu,” ucapnya.

Ia menuturkan para peneliti UGM merasa keberatan karena tidak pernah dilibatkan dalam seluruh proses penelitian, bahkan sama sekali belum pernah melihat protokol uji klinis. Oleh karena itu, mereka juga tidak dapat memberikan komentar terkait vaksin nusantara yang dimaksud beserta proses penelitiannya.

Penulis : Switzy-Sabandar

Sumber : Kompas TV


TERBARU