> >

Ini Sosok yang Disebut AHY Akan Rebut Paksa Partai Demokrat

Peristiwa | 1 Februari 2021, 15:39 WIB
Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY bersama Istrinya Annisa Pohan saat di arena Kongres Partai Demokrat di JCC Senayan, Jakarta, Minggu, (15/3/2020) (Sumber: Kompas TV )

JAKARTA, KOMPAS.TV- Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menyebutkan saat ini partainya sedang diincar untuk diambil alih secara paksa oleh orang di lingkaran kekuasaan Jokowi. 

Agus menjelaskan kronologis dan sosok yang ikut bergabung dalam rencana ini.

"Sepuluh hari lalu, kami menerima laporan dan aduan dari banyak pimpinan dan kader Partai Demokrat; baik pusat, daerah maupun cabang; tentang adanya gerakan dan manuver politik oleh segelintir kader dan mantan kader Demokrat, serta melibatkan pihak luar atau eksternal partai, yang dilakukan secara sistematis," kata Agus yang biasa disapa AHY ini, dalam konperensi pers yang digelar Senin (1/2/2021).

Baca Juga: AHY Sebut Ada Rencana Kudeta Partai Demokrat demi Kursi Presiden 2024

Agus pun membeberkan sosok yang dianggap akan merebut paksa partainya yaitu:

"Gabungan dari pelaku gerakan ini ada 5 orang; terdiri dari 1 kader Demokrat aktif, 1 kader yang sudah 6 tahun tidak aktif, 1 mantan kader yang sudah 9 tahun diberhentikan dengan tidak hormat dari partai, karena menjalani hukuman akibat korupsi, dan 1 mantan kader yang telah keluar dari partai 3 tahun yang lalu, " tambahnya.
 
Sementara itu, ada satu pejabat tinggi negara yang bukan kader namun perannya sangat menonjol.  

"Sedangkan yang non kader partai adalah seorang pejabat tinggi pemerintahan, yang sekali lagi, sedang kami mintakan konfirmasi dan klarifikasi kepada Presiden Joko Widodo," katanya.

Menurut Agus, para pimpinan dan kader Demokrat yang melapor  tersebut, merasa tidak nyaman dan bahkan menolak ketika dihubungi dan diajak untuk melakukan penggantian Ketum Partai Demokrat.

Baca Juga: AHY Bertemu Calon Kapolri Listyo Sigit: Semoga Sukses!

Ajakan dan permintaan dukungan untuk mengganti “dengan paksa” Ketum PD tersebut, dilakukan baik melalui telepon maupun pertemuan langsung.  "Dalam komunikasi mereka, pengambilalihan posisi Ketum PD, akan dijadikan jalan atau kendaraan bagi yang bersangkutan, sebagai calon presiden dalam Pemilu 2024 mendatang," ujar Agus.

Penulis : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU