> >

Terkait Tudingan Cara Suntik Vaksin ke Jokowi yang Dinilai Salah, Ini Penjelasan Ketua Satgas IDI

Sapa indonesia | 27 Januari 2021, 12:10 WIB

KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo kembali menerima vaksin covid-19 dosis kedua, pada Rabu pagi (27/1) di Kompleks Istana Kepresidenan

Tak hanya Presiden Joko Widodo, semua penerima vaksin tahap pertama yang divaksinasi bersama Presiden di Istana Negara juga dijadwalkan mendapat suntikan tahap kedua ini.

Vaksinasi covid-19 dosis kedua untuk Presiden Joko Widodo dijadwalkan diberikan dua minggu setelah vaksinasi pertama.

Sebelumnya, beredar di media sosial yang menyebut vaksinasi covid-19 Presiden Jokowi gagal.

Dalam pesan tersebut, tercantum nama seorang dokter yang menyimpulkan vaksinasi covid-19 Jokowi dilakukan dengan tidak benar dan harus diulang.

Ketua Satgas Covid-19 dari Ikatan Dokter Indonesia Prof Zubairi Djoerban menjelaskan jika pernyataan tidak benar dan harus diulang ini berawal dari dokter yang menyatakan injeksi vaksin Sinovac seharusnya intramuskular atau menembus otot sehingga penyuntikannya harus dilakukan dengan tegak lurus atau 90 derajat.

Menurut dokter itu, vaksin yang diterima Jokowi tidak menembus otot, karena tidak 90 derajat. Sehingga, dianggapnya, vaksin tersebut tidak masuk ke dalam darah, dan hanya sampai di kulit atau intrakutan atau di bawah kulit atau subkutan

Prof Zubairi menyebutkan jika apa yang disebutkan oleh dokter tersebut justruk tidaklah tepat. Sebab, menyuntik itu tidak harus selalu tegak lurus dengan cara intramuskular. Itu merupakan pemahaman lama alias usang dan sudah jelas sekali kepustakaannya.

Dalam cuitannya, Prof Zubairi juga memberitahukan sebuah penelitian yang berjudul 'Mitos Injeksi Intramuskular Sudut 90 Derajat' untuk menjawab tudingan tersebut.

"Artinya, apa yang dilakukan Profesor Abdul Muthalib sudah benar. Tidak diragukan," ujarnya lagi.

 

Penulis : Anjani-Nur-Permatasari

Sumber : Kompas TV


TERBARU