> >

Jokowi Minta Perencanaan Vaksin 2 Minggu, Epidemiolog: Yang Utama Keamanannya

Kompas siang | 29 September 2020, 15:28 WIB

JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo memerintahkan untuk membuat perencanaan vaksinasi. Mulai dari pengadaan, distribusi sampai vaksinasi.

Sementara, uji klinis terhadap 2 ribu sukarelawan, masih berlangsung di Bandung, Jawa Barat.

Sampai 27 September, 10 ribu 386 orang meninggal dunia di Indonesia akibat covid-19.

Dunia, termasuk Indonesia, berharap pada vaksin, sebagai penangkal, dan pencegah makin luasnya penyebaran covid-19.

Inilah yang sedang dilakukan Indonesia. Fakultas kedokteran Universitas Padjajaran Bandung, Jawa Barat, tengah menguji klinis tahap ketiga, calon vaksin dari Sinovac, Tiongkok.

Segera setelah uji klinis kelar, vaksin segera diproduksi, dan diedarkan. Lalu masyarakat divaksinasi. Ini keinginan Presiden Joko Widodo.

Maka, dalam rapat terbatas penanganan covid-19 di Istana Merdeka Senin pagi, Jokowi menginstruksikan para pembantunya, membuat perencanaan vaksinasi covid-19 secara detail dalam waktu 2 pekan.

Dengan 2 ribu orang mendaftar sebagai sukarelawan, termasuk Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, calon vaksin selesai diuji pada Januari 2021.

Setelah dipastikan selesai, giliran tugas biofarma yang memproduksi jutaan dosis vaksin yang dibutuhkan buat masyarakat Indonesia. 

Inilah perencaan yang dibutuhkan Jokowi. Termasuk menentukan siapa saja yang harus divaksinasi pada tahap pertama produksi vaksin covid-19.

Ketua Tim Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional yang juga Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, peraturan presiden akan menjadi dasar hukum vaksinasi covid-19. 

Dokter dan tenaga medis disebut akan menjadi prioritas pemberian vaksin.

Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia Zubairi Jurban, menyatakan dokter dan tenaga medis memang salah satu prioritas. 

Penulis : Merlion-Gusti

Sumber : Kompas TV


TERBARU