> >

Tangkal Resesi, Jokowi: Perkuat Ekonomi Desa Sebagai Penyangga Kota

Sapa indonesia | 24 September 2020, 22:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 hampir dipastikan mengalami resesi atau pertumbuhan di angka negatif.

Perkiraan itu disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani saat mengoreksi perkiraan pertumbuhan ekonomi kuartal ke-III di pekan terakhir bulan September ini.

Menurut Sri Mulyani, proyeksi pertumbuhan ekonomi akan membaik di akhir tahun meski masih berada di posisi negatif.

Sri Mulyani menyebut mobilitas warga di sektor ritel, farmasi, dan tempat wisata, menunjukkan perbaikan yang dapat digenjot dengan kehati-hatian pandemi Covid-19.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terkoreksi cukup dalam sejak kuartal I sebesar 2,97, lalu terus menurun hingga -5,23 persen di kuartal II.

Pemerintah memperkirakan angka akan terdongkrak sedikit ke posisi -1,7 persen di kuartal III dan -1,7 hingga -0,6 di akhir tahun.

Kontraksi ekonomi terbesar dipengaruhi angka konsumsi rumah tangga yang diperkirakan -3 hingga -1,5 persen di kuartal III.

Sementara konsumsi pemerintah , terdongkrak signifikan di angka 9,8 hingga 17 persen lewat berbagai percepatan belanja program.

Sementara investasi masih mengalami tekanan -8,5 persen hingga -6,6 persen.

Strategi pemulihan lain ditekankan Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas kabinet hari ini.

Presiden Jokowi meminta kementerian terkait memastikan seluruh skema bantuan desa tepat sasaran dan efektif sebagai penyanggah tekanan ekonomi wilayah perkotaan.

Pemerintah menyalurkan dana lebih dari 640 triliun rupiah untuk menangani Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi.

Stimulus bantuan ini dialokasikan hingga akhir Desember tahun ini untuk membantu mendongkrak pertumbuhan ekonomi yang lebih baik mulai tahun depan.

Penulis : Reny-Mardika

Sumber : Kompas TV


TERBARU