> >

Pandemi Virus Corona: Hilang, Hampa dan Hikmah

News vlog | 12 Juli 2020, 20:00 WIB

KOMPAS.TV - Pandemi Covid-19 berdampak ke berbagai bidang termasuk dunia usaha dan tenaga kerja. 

Kebijakan Perpanjangan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diinstruksikan pemerintah untuk meredam sebaran covid-19 berdampak pada kehilangan pendapatan.

Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah bahkan menyebutkan yang paling terdampak karena Covid-19 ini adalah pariwisata dan industri garment.

Tak hanya memporak porandakan anggaran Negara, pandemi Covid-19 turut mengoyak angka pengangguran dan kemiskinan.

Berhadapan dengan virus, Indonesia dan dunia sedang menghadapi masalah yang lebih kompleks dibandingkan dengan saat krisis ekonomi 2008.

Penduduk pun kehilangan pendapatannya. Angka pengangguran dan jumlah penduduk miskin pun menganga.

Kepala ekonom Bank Permata, Josua Pardede, memperkirakan tingkat kemiskinan di Indonesia berpotensi naik menjadi 11%.

Dampak mewabahnya virus corona kini juga telah dirasakan oleh dunia pendidikan.

Organisasi Pendidikan, Keilmuwan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO menyebut hampir 300 juta siswa di seluruh dunia terganggu kegiatan sekolahnya dan terancam hak-hak pendidikan mereka di masa depan.

Presiden Joko Widodo sudah mengimbau untuk bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah semasa pandemi virus corona ini.

Pemerintah bahkan memutuskan untuk membatalkan Ujian Nasional 2020.

Di tengah pandemi corona seperti saat ini, memang terasa sulit melihat hikmah dan pelajaran yang dapat diambil.

Karena tak hanya soal "aku" dan "kamu" saja, tetapi juga "kita" yang sama-sama merasakan dampaknya. 

Mulai dari kehilangan kesempatan, waktu, teman-teman hingga pekerjaan. 

Banyak ragam perspektif yang bisa kita pahami dari orang-orang di luar sana yang turut merasakan.

Mari, kita sama-sama mendengarkan dan belajar untuk terus percaya jika selalu ada hikmah di balik setiap kejadian.

Hikmah memang tak harus dipahami saat ini.

Biarlah waktu yang akan menjelaskan dan senantiasa menyembukan luka dan hampa. 

Penulis : Anjani-Nur-Permatasari

Sumber : Kompas TV


TERBARU