> >

Sejarah Origami, Seni Melipat Kertas dari Jepang

Sinau | 17 April 2021, 18:53 WIB

KOMPAS.TV - Pernah melipat kertas menjadi bentuk burung, bunga, serangga, atau yang lainnya? Nah, kegiatan melipat kertas tersebut dikenal dengan kerajinan origami.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), origami adalah seni melipat kertas dari Jepang. Kata origami sendiri berasal dari bahasa Jepang yaitu "ori" yang memiliki arti lipatan, dan "kami" yang berarti kertas.

Bahan utama seni origami adalah kertas dengan warna yang berbeda-beda. Kertas pada awalnya diperkenalkan pada masyarakat Jepang di masa pemerintahan kaisar wanita Suiko.

Sejak saat itu, origami menjadi populer dan diwariskan secara turun-temurun.

Pada zaman Heian (741-1191 Masehi), origami dipercaya telah digunakan sebagai penutup botol sake (arak) untuk upacara penyembahan agama Shinto. Pada masa tersebut, origami dikenal dengan julukan orikata atau origata, orisui, ataupun orimino.

Sementara pada zaman Kamakura (1185-1333), bentuk origami dikenal dengan sebutan noshi. Noshi dianggap sebagai pembawa keberuntungan bagi siapa saja yang menerimanya.

Origami berkembang dan dijadikan alat untuk memisahkan masyarakat golongan kelas atas dan kelas bawah. Para samurai mengikuti ajaran Ise, sedangkan masyarakat biasa mengikuti ajaran Ogasawara.

Origami dari masa ke masa menjadi begitu identik dengan budaya Jepang dan diwariskan secara turun-temurun.

Origami menggunakan kertas asli Jepang yang disebut washi. Origami juga menjadi bagian penting pada upacara adat keagamaan Shinto yang tetap dipertahankan hingga sekarang.

Kertas washi merupakan jenis kertas yang memiliki serat yang lebih panjang, tahan lama, serta tidak mudah lusuh dan robek. Karena kelebihannya tersebut, kertas washi juga digunakan sebagai bahan dasar pembuatan uang kertas di Jepang.(*)

Grafis: Joshua Victor

Penulis : Gempita-Surya

Sumber : Kompas TV


TERBARU