> >

Negara Afrika di Dewan Keamanan PBB Kutuk Rasisme atas Warga Kulit Hitam di Perbatasan Ukraina

Krisis rusia ukraina | 1 Maret 2022, 05:57 WIB
Duta Besar Kenya untuk PBB Martin Kimani berpidato di pertemuan Dewan Keamanan PBB. Perwakilan dari tiga negara Afrika di Dewan Keamanan PBB mengutuk perlakuan rasis dan diskriminasi terhadap warga Afrika di perbatasan Ukraina (Sumber: AP Photo/John Minchillo)

NEW YORK, KOMPAS.TV - Perwakilan dari tiga negara Afrika di Dewan Keamanan PBB, Kenya, Ghana, dan Gabon,mengutuk perlakuan rasis dan diskriminasi terhadap warga Afrika di perbatasan Ukraina dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB di Markas Besar PBB di New York City, Senin sore, (28/2/2022) seperti dilaporkan CNN, Selasa, (1/3/2022).

“Dalam keadaan darurat yang sedang berlangsung, ada laporan yang mengganggu tentang perlakuan rasis terhadap orang Afrika dan orang-orang keturunan Afrika yang berusaha menyelamatkan diri dari Ukraina ke tempat yang aman. Media meliput insiden mengerikan ini dan beberapa negara memastikan warganya menderita perlakuan seperti itu. Kami mengutuk keras rasisme ini dan percaya bahwa itu merusak semangat solidaritas yang sangat dibutuhkan saat ini. Perlakuan buruk terhadap orang-orang Afrika di perbatasan Eropa perlu segera dihentikan, baik terhadap orang Afrika yang menyelamatkan diri dari Ukraina atau mereka yang menyeberangi Laut Tengah,” kata Duta Besar Kenya untuk PBB Martin Kimani, Senin.

Kimani menambahkan Dewan Keamanan perlu “untuk dapat memahami ada aktor yang ingin memperbesar cerita ini untuk alasan sinis yang tidak ada hubungannya dengan kesejahteraan dan keselamatan orang Afrika.”

Baca Juga: Tidak Boleh Lewat karena Berkulit Hitam, Warga Afrika Terlunta-lunta di Perbatasan Ukraina-Polandia

Warga Afrika yang merupakan pelajar di Ukraina ditolak melewati perbatasan ke Polandia oleh penjaga perbatasan Ukraina, mengaku mendapat perlakuan rasis karena warna kulit mereka (Sumber: France24/Mehdi Chebil)

Duta Besar Kenya untuk PBB itu juga berterima kasih kepada Hongaria, Polandia, Rumania, dan Slovakia karena mengizinkan warga Kenya yang menyelamatkan diri dari Ukraina masuk bebas visa ke negara mereka.

Wakil Duta Besar Ghana untuk PBB Carolyn Oppong-Ntiri menggemakan sentimen yang sama dalam sambutannya, menyerukan fasilitasi orang-orang yang menyelamatkan diri dari Ukraina “tanpa diskriminasi” dan untuk memberi mereka bantuan kemanusiaan, “termasuk perawatan medis yang sejalan dengan prinsip-prinsip kemanusiaan, netralitas, dan ketidakberpihakan.”

Duta Besar PBB dari Gabon, Michel Xavier Biang menyebut laporan terjadinya tindak rasisme “tidak dapat diterima.”

“Kami meminta penghormatan terhadap martabat dan perlakuan yang adil bagi semua orang yang sedang dalam keadaan mengerikan. Ini adalah kesempatan bagi negara saya untuk mengingat seruan Uni Afrika agar menghormati hukum internasional, yang menuntut perlakuan sama bagi semua orang yang melintasi perbatasan internasional di daerah konflik,” kata Duta Besar Michel Xavier Biang, Senin.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV/CNN/Associated Press


TERBARU