> >

Diduga Aniaya Pembantu, Duta Besar Filipina di Brasil Dipanggil Pulang

Kompas dunia | 27 Oktober 2020, 01:47 WIB
Ilustrasi kekerasan. (Sumber: komnasperempuan.go.id)

MANILA, KOMPAS.TV – Duta Besar Filipina untuk Brasil, Marichu Mauro, diperintahkan pulang ke negaranya untuk menjalani pemeriksaan atas tuduhan penganiayaan terhadap pembantunya. Perintah ini keluar menyusul beredarnya sebuah rekaman video yang memperlihatkan Mauro tengah menganiaya seorang staf pembantu perempuan.  

Sekretaris Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin Jr. menyatakan melalui twitnya bahwa sang diplomat yang diidentifikasi sebagai Mauro, segera dipanggil pulang untuk menjelaskan penganiayaan staf pembantunya.

Rekaman video yang diambil dari kamera keamanan di kediaman sang duta besar di Brasilia dan yang telah beredar di media Brasil, memperlihatkan seorang perempuan tengah menganiaya seorang perempuan yang diduga pembantunya. Penganiayaan tersebut di antaranya menjambak rambut dan menarik telinga sang pembantu.

Belum ada keterangan dari Mauro yang keberadaannya pada Senin kemarin (26/10) masih belum jelas.

Kementerian Luar Negeri Filipina di Manila menyatakan, pekerja domestik yang tidak disebutkan namanya tersebut telah meninggalkan ibukota Brasilia pada 21 Oktober 2020 dan kembali ke Filipina. “Pihak kami telah menghubungi yang bersangkutan untuk memastikan bahwa yang bersangkutan dalam keadaan baik dan bersedia bekerja sama dalam investigasi kasus ini,” demikian bunyi pernyataan tersebut seperti dilansir dari Associated Press.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah berjanji untuk melindungi kesejahteraan para pekerja Filipina di luar negeri, terutama para pekerja domestik. Namun, kekerasan terhadap mereka tetap terjadi, khususnya di negara-negara Timur Tengah. Dalam pernyataannya dulu, Duterte mempersilakan para pekerja domestik yang kembali ke Filipina untuk menampar para petugas bea cukai bandara yang hendak memeras para penghasil devisa Filipina ini. Duterte juga berjanji akan menghukum berat para petugas negara yang melakukan pelanggaran ini.

Filipina menjadi salah satu negara penyuplai tenaga pekerja domestik terbesar, sekitar 10% dari 100 juta jiwa lebih penduduk Filipina. Selama puluhan tahun, pendapatan negara yang dihasilkan dari para pekerja domestik ini telah membantu perekonomian Filipina.

Banyak para pekerja domestik Filipina yang terpaksa meninggalkan sanak keluarga mereka dan kemiskinan di negeri mereka demi mencari peluang penghasilan yang lebih baik di luar negeri. Namun, kekerasan mengerikan tetap terjadi pada sebagian dari mereka.  

Tahun 2018 silam, jasad seorang pembantu Filipina ditemukan dalam sebuah lemari pendingin di sebuah rumah di Kuwait. Ini menyulut kemarahan rakyat Filipina dan membuat pemerintahan Duterte menghentikan sementara pengiriman tenaga kerja domestik ke negara penghasil minyak dunia itu.

Penulis : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU