> >

APINDO: Stimulus Daya Beli, Tangkal Resesi

Kompas bisnis | 5 Agustus 2020, 20:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.TV – Pelaku usaha mengingatkan pemerintah agar merancang stimulus pemulihan ekonomi yang tepat sasaran menjaga daya beli. Agar ekonomi kuartal tiga bisa tumbuh positif.

Sementara itu, Sesuai dengan perkiraan, ekonomi Indonesia sepanjang April hingga Juni, terkontraksi lebih dari 5 persen. 

Serupa dengan negara-negara lainnya , Indonesia mengalami masa-masa sulit menghadapi covid sembilan belas yang ikut memukul ekonomi.

Badan pusat statistik hari ini, mencatat ekonomi kuartal dua tahun ini, minus 5,3-2 persen, secara tahunan.

Kondisi ini berbanding terbalik dengan kondisi normal di tahun-tahun sebelumnya, dimana pertumbuhan ekonomi kuartalan kita, dapat tumbuh 5 persen-an.

Namun, pelemahan ekonomi, sudah mulai kita rasakan sejak kuartal pertama, Januari hingga Maret, dimana covid sembilan belas, perlahan melumpuhkan aktivitas ekonomi.

Kita lihat lebih rinci dari sisi sektor usaha.

Kita ambil 3 penopang utama ekonomi Indonesia. Sektor industri, pertanian dan perdagangan.

Di kuartal dua, baik sektor industri dan perdagangan, sama-sama terkapar. Masing-masing, minus 6,1-9 dan 7,5-7 persen, secara tahunan.

Produksi pabrik-pabrik turun seiring dengan lesunya permintaan dari dalam maupun luar negeri. 

Sebut saja, produksi mobil, tekstil dan pakaian. Sedangkan, perdagangan, terpukul oleh tutupnya sejumlah pusat perbelanjaan dan gerai ritel.

Nah, produk-produk pertanian masih bisa bertahan mencatatkan pertumbuhan meski melambat, yakni 2,1-9 persen.

Kontraksi terdalam dialami warga pulau Jawa, minus 6,6-9 persen. Ini berdampak signifikan, karena hampir 60 persen ekonomi kita tertumpu di pulau Jawa.
 

Penulis : Merlion-Gusti

Sumber : Kompas TV


TERBARU