> >

Tinggalan Jumenengan Mangkunegoro X Gibran Diberi Gelar KPH

Berita daerah | 3 Maret 2023, 17:13 WIB

SOLO,KOMPAS.TV - Tingalan Jumenengan Dalem atau peringatan kenaikan tahta, adalah tradisi yang biasa dilakukan oleh para Raja keturunan Trah Mataram. Dan sebagai salah satu keturunan Mataram Islam, Kanjeng Gust Pangeran Adipati Aryo, KGPAA Mangkunagoro ke X yang bertahta di Pura Mangkunegaran, tahun ini genap satu tahun naik tahta. Sang penguasa yang masih muda ini memerintah di Praja Mangkunegaran sebagai simbol budaya.

Pada Jumenengan ini, ditarikan tarian sakral Bedhaya Anglir Mendung. Ini merupakan tarian turun temurun, yang menggambarkan pertempuran Raden Mas Said, melawan musuhnya. Raden Mas Said sendiri, adalah Mangkunagoro yang pertama. Dalam sabdanya KGPAA Mangkunagoro ke X meminta seluruh Praja Mangkunegaran konsisten dalam melestarikan nilai-nilai budaya.

“Dengan rasa peduli dan kasih sayang terus berpegang pada nilai nilai para leluhur mangkunegaran,”ucap KGPAA Mangkunagoro X, Penguasa Pura Mangkunegara

Tradisi lainnya adalah pemberian gelar kepada abdi dalem maupun mereka yang berjasa bagi Mangkunegaran. Salah satu yang mendapatkan gelar, adalah Wali Kota Gibran Rakabuming Raka, yang bergelar Kanjeng Pangeran Haryo. Yang menarik dalam Jumenengan ini, adalah Kirab Ageng Mengeliling Praja Mangkunegaran. Pasukan bersenjata, hingga sang Mangkunagoro ke X serta Gibran, ikut dalam kirab ini. Keberadaan Pura Mangkunegaran sangat penting, dalam menjaga nilai budaya.

“Beberapa kali berkomunikasi dengan kanjeng gusti, dimana beliau ini memiliki komitmen tinggi dalam kebudayaan. Harapan besar supaya Pura Mangkunegaran bisa menjadi pusat kebudayaan Jawa dan Indonesia,”ujar Hilmar Farid, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Ristek

Kirab berkeliling Pura Mangkunegaran untuk menunjukkan eksistensi dari Pura Mangkunegaran. Ini merupakan wujud dari pelestarian budaya yang adiluhung, yang perlu ditunjukkan kepada masyarakat. Gibran mengakui pentingnya Mangkunegaran, dalam mewujudkan Solo sebagai kota budaya.

“Saya harap semoga terus bisa berkolaborasi dengan pemkot,”kata Gibran.

Mangkunegaran sebagai representasi budaya Mataram, terutama Mataram Islam, merupakan salah satu pilar adat di Tanah Jawa. Pakem dan aturan yang dianut, masih dipegang teguh bahkan oleh mereka yang berada diluar kompleks Pura. Ini menunjukkan ditengah kemajuan teknologi, adat istiadat masih dijunjung tinggi oleh masyarakat.

#solo #mangkunegaran #gibran

Penulis : KompasTV-Jateng

Sumber : Kompas TV


TERBARU