KOMPAS.TV - 4 pulau yang sebelumnya berada dalam wilayah administrasi Kabupaten Aceh Singkil, kini menjadi bagian dari Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, setelah keputusan Menteri Dalam Negeri diteken.
Hal ini memicu polemik antara Pemerintah Provinsi Aceh dan Sumatera Utara.
Pada awal Juni 2025, Gubernur Aceh Muzakir Manaf dan Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution menggelar pertemuan tertutup di rumah dinas Gubernur Aceh, Anjong Mon Mata, Banda Aceh.
Bobby membenarkan bahwa salah satu poin pertemuan adalah membahas status 4 pulau yang diklaim milik Aceh namun ditetapkan masuk wilayah Sumut.
Ia menyebut, pengelolaan bersama bisa menjadi opsi jika status wilayah tetap tidak berubah.
Menanggapi hal itu, Anggota DPD RI asal Aceh, Sudirman Haji Uma, menyatakan akan memanggil Kementerian Dalam Negeri untuk mempertanyakan alasan perubahan status wilayah tersebut.
Sementara itu, Gubernur Aceh menegaskan bahwa keempat pulau tersebut adalah warisan leluhur dan merupakan bagian sah dari Provinsi Aceh, sehingga harus dipertahankan.
Muzakir Manaf dijadwalkan bertemu Menteri Dalam Negeri pada 18 Juni mendatang dan akan mendesak pencabutan keputusan tersebut tanpa syarat.
Pemerintah Aceh juga telah menyiapkan berbagai langkah untuk mengembalikan status 4 pulau ke wilayah Aceh.
Muzakir menyebut, keempat pulau yang kini diperebutkan memiliki potensi sumber daya alam yang tinggi, terutama di sektor energi dan gas.
Ia bahkan membandingkan kandungan gas di wilayah tersebut dengan cadangan energi di Pulau Andaman, India.
Meski demikian, Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution mengaku belum memiliki data konkret terkait potensi migas di empat pulau tersebut. Namun, ia menambahkan bahwa jika nantinya ditemukan kandungan migas di sana, Pemerintah Sumut terbuka untuk menjalin kerja sama pengelolaan dengan berbagai pihak.
Baca Juga: 4 Pulau Sengketa Aceh-Sumut Diduga Punya Cadangan Migas Setara Energi di Pulau Andaman
#aceh #sumut #sengketapulau
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.