JAKARTA, KOMPAS.TV - Direktur Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono menjelaskan detail gempa yang terjadi di Bengkulu, Jumat (23/5/2025) dini hari pukul 02.52 WIB.
Dia mengatakan gempa Bengkulu merupakan gempa intraslab.
"Gempa yang mengguncang Bengkulu tadi pagi pukul 02.52 WIB itu kita menyebutnya sebagai gempa intraslab, yaitu gempa yang disebabkan patahnya bagian dari lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Bengkulu," papar Daryono dalam Breaking News KompasTV, Jumat.
Dikutip dari jurnal Geo Hazard dengan judul "Analisis Bahaya Gempa Bumi Lengan Utara Sulawesi" oleh Santoso dan A. Soehaimi, gempa intraslab merupakan gempa yang terjadi pada lempeng subduksi dengan sudut tajam, terjadi sesar turun akibat tegangan tarik ke bawah pada lempeng tersebut.
Daryono menegaskan, gempa yang terjadi di Bengkulu bukan gempa megathrust (gempa yang terjadi pada bidang patahan yang sangat besar pada kedalaman <50 km).
Ia menjelaskan, gempa Bengkulu memiliki spektrum luas dan pancaran energi lebih kuat daripada gempa lain yang magnitudonya serupa.
Baca Juga: Basarnas Ungkap Tak Ada Korban Jiwa Akibat Gempa Bengkulu, Begini Besar Kerusakan Rumah Warga
"Sehingga wajar kalau itu menimbulkan kerusakan," katanya.
Daryono juga memaparkan, gempa intraslab di Bengkulu memiliki goncangan yang lebih kuat karena merupakan rilis energi dari tekanan tektonik yang ada di dalam lempeng Indo-Australia dan tersimpan sejak lama.
Selain itu, batuan yang menyimpan energi merupakan batuan homogen.
"Batuan homogen, dia memiliki kemampuan untuk menyimpan energi, dan sekali lepas, ia memancarkan stress drop (pelepasan energi) yang tinggi dan ia akan merilis energi yang lebih besar," tuturnya.
Namun, ia mengatakan, patut disyukuri gempa yang terjadi dini hari tadi tidak diikuti gempa susulan dan tidak berpotensi tsunami.
Menurutnya, itu karena gempa tidak menimbulkan deformasi (perubahan bentuk) permukaan yang mengganggu air laut.
Daryono meminta masyarakat tidak perlu khawatir dan cemas dengan gempa ini.
"Karena gempa ini memang memiliki karakter lack of aftershock, tidak memiliki banyak gempa susulan," ujarnya.
Namun, dia mengaku tidak bisa memastikan tidak akan ada gempa susulan. Ia hanya mengatakan gempa Bengkulu memiliki karakteristik yang miskin/minim gempa susulan.
"Dari karakteristik gempa intraslab itu, dia akan miskin gempa susulan dan tampaknya kecil kemungkinan untuk terjadi gempa yang lebih besar. Ini beda dengan megathrust," terangnya.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.