JAKARTA, KOMPAS.TV – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan gempa bumi yang mengguncang Bengkulu pada Jumat (23/5/2025) dini hari, berkemungkinan besar minim atau bahkan tidak diikuti gempa susulan.
Hal tersebut disampaikan Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam konferensi pers terkait gempa Bengkulu, Jumat siang.
Menurut Daryono, gempa dengan magnitudo 6,0 itu terjadi di zona intraslab, yaitu bagian dalam lempeng Australia yang bersifat homogen.
Karakter ini membuat pelepasan energi gempa terjadi sekaligus dan tidak menyisakan potensi gempa susulan.
“Karakteristik gempa intraslab ini karena lempeng Australia, maka batuannya itu homogen, tidak heterogen, tidak seperti sesar aktif yang di permukaan itu heterogen batuannya, itu bisa susulannya banyak," katanya.
Baca Juga: Magnitudo Gempa Bengkulu Direvisi dari 6,3 Jadi 6,0, Begini Penjelasan BMKG
"Gempa yang berada di intraslab ini, karena batuannya bersifat homogen, begitu patah, lepas energinya habis," imbuhnya.
BMKG menyebutkan, salah satu ciri gempa intraslab adalah minimnya aktivitas gempa susulan (aftershock) atau bahkan tidak terjadi sama sekali.
Sejauh ini, kata dia, sejak gempa terjadi pukul 02.52 WIB, belum ada gempa susulan yang tercatat jaringan sensor BMKG.
“Karakteristiknya lack of aftershock. Sedikit sekali gempa susulan, bahkan tidak terjadi gempa susulan. Dan sampai sekarang ini belum terjadi gempa susulan dan saya pastikan kemungkinan besar ini tidak akan ada gempa susulan,” ucap Daryono.
Dia mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik secara berlebihan. Menurutnya, masyarakat tidak perlu khawatir selama tidak ada aktivitas gempa dari sumber lain.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.