JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau 2025 Jawa Tengah (Jateng) mundur.
Menurut BMKG sebagian wilayah Jateng masih hujan meskipun sebelumnya sudah diperkirakan masuk musim kemarau.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo.
"Seperti di Kabupaten Cilacap, berdasarkan prakiraan yang dikeluarkan oleh BMKG Stasiun Klimatologi Semarang, awal musim kemaraunya diprakirakan pada dasarian kedua bulan Mei hingga dasarian kedua bulan Juni," kata Teguh Rabu (21/5/2025) dikutip dari Antara.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Jabodetabek Besok 22–23 Mei 2025, BMKG Imbau Waspada Hujan Ringan–Lebat
Kendati demikian, rupanya hujan masih mengguyur wilayah Cilacap lebih dari 50 milimeter per dasarian pada dasarian ketiga Mei 2025.
Hal ini tentunya tidak masuk dalam kriteria musim kemarau yang memiliki ciri-ciri curah hujan dalam satu dasarian atau 10 hari sama atau kurang dari 50 milimeter diikuti oleh dua dasarian berikutnya.
Berdasarkan hasil pengamatan data curah hujan hingga hari Rabu (21/5/2025), lanjut dia, rata-rata curah hujan pada dasarian pertama dan kedua bulan Mei di sejumlah wilayah Kabupaten Cilacap, seperti Dayeuhluhur, Majenang, Sidareja, Kampunglaut, Adipala, dan Kroya, masih di atas 50 milimeter, sehingga belum memasuki awal musim kemarau.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Jabodetabek Besok 22–23 Mei 2025, BMKG Imbau Waspada Hujan Ringan–Lebat
"Dengan demikian awal musim kemarau di wilayah yang diprediksi memasuki kemarau pada dasarian kedua bulan Mei seperti Dayeuhluhur, Wanareja, Cipari, dan Sidareja bagian utara dipastikan mundur," ungkapnya.
Sementara wilayah lain di Kabupaten Cilacap, kata Teguh, awal musim kemarau diprakirakan jatuh pada dasarian ketiga Mei hingga dasarian kedua Juni 2025.
Baca Juga: Peringatan Dini BMKG Besok 22-23 Mei 2025, Ini Daftar Wilayah yang Berpotensi Hujan Sangat Lebat
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.