Kompas TV regional jawa tengah dan diy

Perayaan Waisak 2025, di Candi Ngawen Magelang Meriah dengan Festival Balon Udara

Kompas.tv - 12 Mei 2025, 11:09 WIB
perayaan-waisak-2025-di-candi-ngawen-magelang-meriah-dengan-festival-balon-udara
Balon udara mengangkasa di area Candi Ngawen, Magelang, Senin (12/5/2025). (Sumber: KOMPAS.com/Egadia Birru)
Penulis : Ade Indra Kusuma | Editor : Deni Muliya

MAGELANG, KOMPAS.TV - Perayaan Tri Suci Waisak 2569 BE di Candi Ngawen, Magelang tak hanya dipenuhi suasana religius, tapi juga semarak berkat Festival Balon Udara yang digelar Senin (12/5/2025).

Acara ini tidak hanya mempercantik langit pagi, tetapi juga menjadi sarana edukatif bagi masyarakat untuk tidak lagi menerbangkan balon secara ilegal—terutama yang disertai petasan.

Berlangsung di sepetak sawah, tepatnya di samping kompleks Candi Ngawen, sebanyak 15 balon udara raksasa ditata rapi dengan jarak sekitar dua langkah kaki dewasa.

Di sana tercipta pemandangan dramatis yang kontras dengan latar belakang candi Buddha kuno.

Balon-balon tersebut merupakan karya para penggiat balon udara dari Kabupaten Wonosobo, yang dikenal sebagai salah satu daerah penggemar tradisi balon udara.

Festival ini menjadi momen berharga, terutama bagi warga dari luar daerah.

Baca Juga: Waisak 2025: Tema Perdamaian Dunia, dan Rangkaian Jadwal Lengkap Ritual di Borobudur

“Saya berangkat dari Wonosobo jam 02.00 WIB. Sekalian mau berwisata di Magelang mumpung suami dan anak libur,” ujar Ulfa Arifah, pengunjung asal Wonosobo yang antusias menyaksikan festival ini digelar di lokasi bersejarah seperti mengutip Kompas.com, Senin (12/5/2025).

Sementara itu, Yuliah, warga Gulon, Kecamatan Salam, Magelang mengaku ini adalah pengalaman pertamanya melihat balon udara secara langsung.

“Selama ini hanya bisa lihat di media sosial aja,” ungkapnya penuh takjub.

Edukasi Lewat Tradisi: Balon Udara Tanpa Petasan

Tak sekadar hiburan, festival ini sekaligus menjadi upaya membentuk kesadaran kolektif soal pentingnya keselamatan saat menerbangkan balon.

Selama ini, tradisi balon udara sering dikaitkan dengan risiko kebakaran akibat pemasangan petasan.

Kepala Desa Ngawen, Daru Apsari Ratnawati menegaskan, balon-balon yang diterbangkan dibatasi maksimal 50 meter untuk menjaga keamanan dan menghindari gangguan pada jalur penerbangan.

Ia juga menyebutkan, acara ini menjadi bagian dari promosi potensi wisata Desa Ngawen dengan Candi Ngawen sebagai pusatnya.

Baca Juga: [FULL] Suasana hingga Sederet Persiapan di Candi Mendut dan Borobudur Sambut Trisuci Waisak

“Festival ini juga untuk mengedukasi masyarakat boleh menerbangkan balon udara, tapi harus sesuai aturan dan tanpa petasan,” ujar Daru.

Festival Balon Udara yang bertepatan dengan libur Waisak ini mampu menyatukan elemen budaya lokal dan momen keagamaan dengan harmonis.

Keindahan balon warna-warni yang menghiasi langit Candi Ngawen menghadirkan pengalaman spiritual sekaligus visual yang menawan bagi pengunjung, tanpa meninggalkan pesan penting tentang keselamatan dan ketaatan terhadap regulasi penerbangan.

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : Kompas TV




KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x