Kompas TV regional jawa tengah dan diy

Tetesan Toleransi di antara Percikan Air Kembang Pencuci Patung Dewa

Kompas.tv - 25 Januari 2025, 06:05 WIB
tetesan-toleransi-di-antara-percikan-air-kembang-pencuci-patung-dewa
Seorang perempuan berhijab anggota salah satu komunitas turut membersihkan patung dewa dan dewi menjelang Imlek di Klenteng Fuk Ling Miau, Yogyakarta, Jumat (24/1/2025). (Sumber: Kompas.TV/Kurniawan Eka Mulyana)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Vyara Lestari

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV Lilin-lilin merah beragam ukuran tertata rapi, berjajar di tengah hingga di sudut ruangan Klenteng Fuk Ling Miau, Gondomanan, Yogyakarta. Beberapa di antaranya menyala dengan api kecil yang menari-nari.

Nuansa warna merah terasa kental di tempat itu. Bukan hanya lilin dan puluhan lampion yang tergantung, tetapi juga orang-orang yang hadir mayoritas mengenakan pakaian merah.

Di sejumlah sisi ruangan terdapat guci bokor berwarna keemasan. Di dalamnya, tertancap lidi sisa dupa dan abu pembakaran. Aroma wanginya masih sedikit tercium saat melintas.

Pagi itu, Jumat (24/1/2025), lebih dari 100 orang berkumpul di Kelenteng Fuk Ling Miau. Mereka berasal dari beberapa komunitas, termasuk para pengurus dan jemaat kelenteng.

Beberapa dari mereka mengawali kegiatan dengan membersihkan dan menebang dahan-dahan pohon di halaman kelenteng. Sebagian lainnya beraktivitas di dalam, di sekitar puluhan atau bahkan mungkin ratusan patung dewa dan dewi.

Tiga atau empat pemuda yang merupakan pengurus kelenteng, tampak sibuk mengangkat dua meja menuju halaman dalam kelenteng, tepat di depan altar. Lalu melanjutkan dengan mengangkat baskom berisi air kembang.

Baca Juga: Jelang Libur Panjang Imlek Petugas Gabungan Lakukan Pemeriksaan Bus

Air dalam baskom itulah yang nantinya akan mereka gunakan untuk mencuci patung-patung dewa.

Hari itu, pengurus kelenteng dan jemaat serta para relawan memang menjadwalkan pencucian patung dewa dan dewi, sebuah kegiatan rutin tahunan menjelang tahun baru Tiongkok yang lebih dikenal dengan Imlek.

Peralatan cuci patung seperti kuas kecil, sikat gigi, dan handuk pengering pun telah disiapkan.

Satu per satu patung dikeluarkan dari tempatnya, digendong dengan hati-hati, kemudian diletakkan di dekat baskom. Beberapa patung yang terbuat dari bahan logam atau keramik terlihat cukup berat saat diangkat.

Seorang pemudi berhijab tampak serius membersihkan patung dewa di Klenteng Fuk Ling Miau, Jumat (24/1/2025) (Sumber: Kompas.TV/Kurniawan Eka Mulyana)

Para anggota komunitas pun memulai aktivitasnya membersihkan patung dan kelenteng. Tanpa dikomando, mereka berinsiatif berbagi tugas, mulai dari menyapu, mengelap kaca, hingga mencuci patung.

Kegiatan mereka sempat terhenti saat rombongan Wali Kota Yogyakarta terpilih, Hasto Wardoyo tiba untuk meninjau pencucian patung. Namun, hanya beberapa menit kemudian, setelah Hasto menyampaikan sambutan, aktivitas membersihkan kelenteng kembali berlanjut.

Bahkan, Hasto pun sempat turut membersihkan patung yang ada di ruang belakang kelenteng. Dengan menggunakan kuas kecil, ia mengusap tubuh patung perlahan.

Dewa Bumi Kongco Hok Tik Cing Sin

Dewa utama yang menjadi tuan rumah di Kelenteng Fuk Ling Miau adalah Dewa Bumi, Kongco Hok Tik Cing Sin yang usianya diperkirakan lebih tua daripada kelenteng itu sendiri.

“Dewa utamanya Dewa Bumi, Kongco Hok Tik Cing Sin. Kelenteng ini berdirinya tahun1854. Patung dewa utamanya saya pikir lebih tua patungnya daripada kelenteng,” kata Ketua Kelenteng Fuk Ling Miau, Angling Wijaya.

Seluruh patung dewa dan dewi yang ada di kelenteng dicuci dan dibersihkan pada hari itu, sebab menurut Angling, para dewa sudah pergi ke langit menjelang Imlek.

Patung para dewa itu dibersihkan dengan memandikannya dalam air kembang dan cendana, termasuk patung Dewa Bumi yang berada di depan altar utama.

Dewa Bumi diyakini merupakan dewa yang melindungi alam semesta, serta menjauhkan manusia dari segala marabahaya.

Sehari sebelum memandikan patung, Angling dan pengurus kelenteng telah melakukan ritual khusus, termasuk membakar sejumlah lilin.

“Kemarin ada kegiatan khusus sebelum membersihkan. Nanti yang membersihkan sekitar 100 orang dari komunitas lintas agama.”

Selain ratusan patung, mereka juga membersihkan setiap sudut kelenteng, mulai dari menyapu, mengepel, hingga membersihkan etalase kaca tempat patung.

Seorang pengurus kelenteng yang juga merupakan anggota komunitas Forum Relawan Demokrasi, Belly Angling Contessa, menyebut ada sejumlah komunitas yang turut serta membantu membersihkan kelenteng.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x