PEKALONGAN, KOMPAS.TV - Bencana tanah longsor yang melanda Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, meninggalkan duka dan trauma bagi warga.
Salah seorang korban selamat, Susanti, warga Dusun Kasimud, mengaku, sempat curiga mendengar suara aliran air yang deras, saat berada di parkiran kafe. Khawatir mendengar gemuruh petir dan melihat genangan air yang semakin lama semakin tinggi, Susanti pun sempat mengabarkan keberadaanya kepada suaminya, tepat sebelum longsor menghantam kafe.
“Takut, saya takut, temen saya takut, akhirnya bali ke kafe lagi, baru masuk kafe, baru balesin WA anak langsung di terjang, langsung kena longsor. Alhamdulillah tersangkut Pak, saya pegangan besi, saya naik, di situ ada pohon, ada rumput di situ, saya naik, berusaha menyelamatkan diri. Ada juga yang selamat, terus 'ayo menyelamatkan diri',” ujar Susanti, korban longsor.
Di tengah ketakutan, Susanti dan beberapa warga selamat lainnya berlindung di sebuah gudang. Setelah beberapa jam menunggu bantuan pun datang.
“Ada seperti gudang, gudang ada semen apalah material di situ. Yang masih bisa berjalan itu pada menyelamatkan diri ke situ lima orang. Yang saya lewati ada dua orang, suami istri yang baru masuk sama saja seperti saya masuk ke situ, ke kafe itu. Tapi tidak bisa berdiri, saya, temen saya, orang tiga itu sudah berusaha biar di amankan ke gudang itu, di gubug itu. Tapi kan karna keadaan kita juga merasakan sakit, orang itu sama sekali tidak bisa berdiri karna dia cedera parah," lanjutnya.
"Akhirnya kan kita hanya bisa menunggu bantuan kan, orang. Sekitar tiga atau empat jam bertahan di situ. Lalu bantuan pertama kali datang orang Kasimpar, menemukan yang anaknya itu bareng sama saya. Dia patah tulang, patah kaki, kita pokonya bareng-bareng. Mau naik menyelamatkan diri aja pokonya bareng-bareng," tambahnya.
"Alhamdulillah itu orang Kasimpar kan tau keadaan. Kalau sini longsor berarti lewatnya mana-mana kan muter-muter dia tau. Akhirnya menemukan kita yang lagi di gubug itu, Pak. Setelah tiga jam alhamdulillah bantuan datang, suami saya datang. Orang Mangunan, satu desa, masya Allah orang Mangunan, saya tidak kenal orangnya tapi bareng-bareng membantu di situ,” ungkapnya.
Meski mengalami luka di bagian kaki dan dagu serta harus istirahat total. pada Rabu (22/1/2025) sore, Susanti harus dirujuk ke RSUD Kajen karena luka di kakinya yang harus segera mendapatkan perawatan medis. Namun, Susanti mengatakan bersyukur masih diberi keselamatan. Ia pun turut sedih memikirkan banyak warga yang kehilangan keluarga dan kerabat.
Korban longsor selamat lainnya adalah Didik Setyawan, yang sempat curiga melihat air bercampur lumpur yang menyumbat saluran air di belakang kafe. Tiba-tiba terdengar suara gemuruh, sebelum tanah longsor menghantam kafe.
“Karna saya pengelola kafe di situ, jadi pas hujan deras itu, kafenya banjir. Terus saya keluar berdua sama teman saya, niatnya mau liat saluran air biar tidak banjir lagi dalam nya. Terus liat saluran air, dari belakang itu sudah ada longsor. Udah mau nimpa jadi kita lari, pas lari, cuman karena larinya itu bersalahan jadinya tidak bisa, tidak bisa lolos, tetep kena terguling-guling, sempat terlilit kabel juga, terus sadar-sadar sudah di balik batu besar," ujar Didik.
Didik menyatakan bersyukur masih diberi keselamatan dari bencana tanah longsor meskipun ia kehilangan salah satu teman kerjanya, dimana saat longsor terjadi temannya tersebut sedang menyiapkan makanan untuk pengunjung kafe.
#longsor #pekalongan #petungkriyono
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.