Retret Kepala Daerah Gelombang 2: 10 Peserta Dipantau Ketat, Ini Alasannya

 

SUMEDANG, KOMPAS.TV - Sepuluh peserta retret kepala dan wakil kepala daerah gelombang kedua memerlukan pengawasan ketat selama kegiatan berlangsung karena kondisi kesehatan.

Retret kepala daerah gelombang kedua digelar di IPDN, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, selama lima hari, mulai dari 22 hingga 26 Juni 2025.

Kegiatan tersebut diikuti oleh 86 kepala dan wakil kepala daerah.

"Jadi sekitar 10 orang ada dalam pengawasan ketat," kata Wakil Menteri Dalam Negeri atau Wamendagri Bima Arya di Sumedang, Minggu (22/6/2025).

Kesepuluh peserta retret tersebut mendapatkan tanda khusus berupa pita berwarna.

Baca Juga: Bima Arya Ungkap Ada Kepala Daerah Kaget Makan Siang di Retret: Baru Tiga Perempat, Lonceng Bunyi

“Yang pakai pita merah itu ada lima. Yang kuning juga lima," ucapnya.

"Yang sangat ketat (pengawasan) tentu yang pita merah tadi,” imbuhnya, dilansir dari Antara.

Peserta dengan pita merah, kata dia, memiliki kondisi kesehatan yang perlu perhatian serius, seperti kadar hemoglobin rendah, cedera lutut, atau riwayat pascaoperasi.

“Beberapa peserta memang harus dimonitor kondisinya karena HB-nya rendah, ada juga yang baru operasi dan ada cedera lutut," jelasnya.

Pada hari ini, baru 84 kepala dan wakil kepala daerah yang sudah tiba di IPDN Jatinangor.

Wamendagri menjelaskan, hal itu karena ada dua kepala daerah yang belum dapat bergabung lantaran masih menunggu proses pelantikan.

Kedua kepala daerah yang dimaksud yakni Bupati dan Wakil Bupati Kutai Kartanegara.

Meski demikian, ia memastikan dua kepala daerah tersebut akan segera menyusul untuk mengikuti retret.

“Jadi Kutai Kartanegara dan wakilnya mungkin akan bergabung setelah pelantikan besok atau lusa," ungkap Wamendagri, seperti dikutip dari video Kompas TV.

"Jadi total tetap ada 86 kepala daerah (ikut retret di IPDN),” sambungnya.

Baca Juga: Retret Gelombang 2, Wamendagri Minta Kepala Daerah Mandiri Tanpa Didampingi Bawahan