JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ulil Abhsar Abdalla mengomentari aktivisme lingkungan Greenpeace, organisasi yang menggaungkan tagar #SavaRajaAmpat untuk menyoroti aktivitas pertambangan nikel di wilayah Papua Barat Daya itu.
Dia menilai mazhab aktivisme lingkungan yang mengedepankan pendekatan "reasonable environmentalism" lebih tepat. Mazhab aktivisme lingkungan ini, menurut Ulil, berseberangan dengan Greenpeace.
Hal tersebut disampaikan Ulil dalam program Rosi dengan tema "Cabut Tambang Nikel, Sementara atau Selamanya?" yang ditayangkan Kompas TV, Kamis (12/6/2025).
“Jadi ada satu mazhab aktivisme lingkungan yang lebih mengedepankan pendekatan reasonable environmentalism, itu menurut saya jauh lebih tepat. Jadi artinya setuju isu lingkungan diperhatikan, tapi kita juga harus melihat dampak-dampaknya,” kata Gus Ulil.
Dia mengatakan perhatian terhadap isu lingkungan yang ekstrem akan membawa dampak negatif.
Baca Juga: Ramai Tagar Save Raja Ampat, Ulil Abshar: Saya Punya Sudut Pandang Berbeda soal Pengelolaan Tambang
“Ini sekarang dialami oleh Eropa. Contohnya adalah sekarang ini harga listrik di Jerman dan Inggris itu naik berlipat-lipat karena mereka melakukan satu transisi yang terburu-buru kepada energi non fosil,” ucap Ulil.
“Itu memberatkan kehidupan masyarakat dan itu dikritik oleh banyak kalangan sehingga timbul partai, partai politik khusus untuk mengkritik kebijakan lingkungan yang dianggap tidak tepat,” lanjutnya.
Oleh karena itu, Gus Ulil menekankan perlu dibuat kalkulasi kepentingan generasi sekarang dalam pembangunan, di samping berpikir tentang generasi mendatang.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV, Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.