JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem selama periode peralihan dari musim hujan ke musim kemarau pada Mei 2025, Kamis (15/5/2025).
Menurut BMKG dalam rilisnya di media sosial, sebanyak 403 Zona Musim (ZOM) atau sekitar 57,7% wilayah Indonesia diprediksi akan memasuki musim kemarau pada periode April hingga Juni 2025.
Wilayah Nusa Tenggara diperkirakan menjadi yang paling awal memasuki musim kemarau dibandingkan wilayah lain.
Secara keseluruhan, musim kemarau 2025 diperkirakan datang bersamaan atau lebih lambat dari normalnya, yakni 409 ZOM. Puncak musim kemarau diprediksi terjadi pada Agustus dan akan berlangsung lebih singkat dibandingkan biasanya, hanya pada 298 ZOM atau 43%.
Namun, dalam beberapa pekan terakhir, masyarakat masih merasakan cuaca panas terik di siang hari yang disusul hujan pada sore atau malam. Fenomena ini merupakan ciri khas masa transisi atau pancaroba dari musim hujan ke musim kemarau.
BMKG menyebut, kondisi atmosfer yang labil pada masa peralihan berpotensi memicu pembentukan awan konvektif seperti Cumulonimbus (CB). Awan jenis ini dapat menimbulkan cuaca ekstrem seperti hujan lebat, petir, angin kencang, hingga hujan es.
Baca Juga: BMKG Sebut Kemarau Basah Berpotensi Bertahan hingga Agustus 2025
Dalam sepekan terakhir, hujan dengan intensitas sangat lebat tercatat di sejumlah wilayah. Antara lain:
BMKG memprediksi, cuaca pada 16-18 Mei 2025 akan didominasi berawan hingga hujan ringan, dengan potensi hujan sedang hingga sangat lebat disertai kilat/petir dan angin kencang di beberapa wilayah.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Jabodetabek Besok 16-17 Mei 2025: BMKG Sebut Wilayah Ini Waspada Hujan Sedang
BMKG juga mencatat bahwa dinamika atmosfer bersifat fluktuatif dan dapat berubah secara tiba-tiba. Oleh karena itu, masyarakat diminta tetap waspada terhadap potensi hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang yang masih mungkin terjadi.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.