JAKARTA, KOMPAS.TV - Meski secara kalender sudah memasuki musim kemarau, tetapi sejumlah wilayah di Indonesia justru masih sering diguyur hujan.
Fenomena ini bukan tanpa sebab. Pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut Indonesia sedang mengalami kemarau basah.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan, kemarau basah adalah kondisi ketika musim kemarau tetap diwarnai oleh hujan yang cukup signifikan.
Biasanya, musim kemarau identik dengan cuaca panas dan langit cerah.
Namun, pada kemarau basah, kelembapan udara tetap tinggi, sehingga hujan masih sering turun.
Baca Juga: Peringatan Dini BMKG Besok 15-16 Mei 2025, Berikut Wilayah Berpotensi Hujan Sangat Lebat
“Kemarau basah adalah fenomena tidak biasa yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perubahan iklim dan pola cuaca yang tidak stabil,” ujar Guswanto dikutip dari Kompas.com, Rabu (14/5/2025).
Pihak BMKG mencatat sejumlah dinamika atmosfer yang turut berkontribusi terhadap kemunculan kemarau basah tahun ini.
Beberapa di antaranya adalah adanya sirkulasi siklonik di wilayah Indonesia, fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO), serta gelombang atmosfer seperti gelombang Kelvin, Rossby Ekuator, dan Low Frequency.
Kondisi ini menyebabkan awan-awan hujan tetap terbentuk dan menurunkan hujan di beberapa wilayah meskipun secara umum sudah memasuki musim kemarau.
Guswanto menjelaskan, fenomena kemarau basah tidak terjadi merata di seluruh Indonesia.
Wilayah yang paling terdampak adalah daerah dengan pola hujan monsunal, seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.