JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi sejumlah wilayah masuk musim kemarau pada Mei 2025.
Menurut analisis dinamika atmosfer dasarian II April 2025, saat ini berdasarkan jumlah ZOM, sebanyak 2 persen wilayah Indonesia masuk musim kemarau.
Wilayah yang sedang mengalami musim kemarau meliputi sebagian Aceh, Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Sulawesi Barat, NTT, dan Papua Barat.
Sementara itu menurut Konferensi Pers Prediksi Awal Musim Kemarau di Kantor Pusat BMKG, Kemayoran, Jakarta, (13/3/2025), ada lima wilayah yang diprediksi akan masuk musim kemarau Mei 2025.
Baca Juga: Musim Kemarau Mulai April 2025, Imbauan BMKG untuk Sektor Pertanian: Penyesuaian Jadwal Tanam
Beberapa wilayah Indonesia diperkirakan akan memasuki musim kemarau pada Mei 2025, adalah:
Plt. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati memprediksi periode puncak musim kemarau di Indonesia tahun ini akan terjadi pada bulan Juni, Juli, dan Agustus 2025. ]
Dwikorita mengimbau di sektor pertanian, dapat, menyesuaikan jadwal tanam di wilayah-wilayah yang diprediksi mengalami musim kemarau lebih awal maupun lebih lambat, memilih varietas tahan kekeringan, serta mengoptimalkan pengelolaan air di daerah dengan musim kemarau lebih kering dari normal.
Sementara itu, wilayah yang berpotensi mengalami musim kemarau lebih basah dapat memanfaatkannya dengan memperluas lahan sawah untuk meningkatkan produksi pertanian.
Untuk sektor kebencanaan dapat meningkatkan kesiapsiagaan terhadap kebakaran hutan dan lahan (karhutla), terutama di wilayah rawan yang diprediksi mengalami musim kemarau dengan curah hujan Normal atau Bawah Normal.
Baca Juga: BMKG Sebut Musim Kemarau 2025 Lebih Singkat di Beberapa Wilayah, Ini Prediksi Puncak Kekeringan
Sektor lingkungan dapat mewaspadai memburuknya kualitas udara di kota-kota besar dan wilayah rawan karhutla, serta potensi gangguan kenyamanan akibat suhu udara panas dan lembap selama musim kemarau.
Di sektor Energi dapat menghemat dan mengelola pasokan air secara efisien untuk menjaga keberlanjutan operasi PLTA, irigasi, dan pemenuhan kebutuhan air baku, terutama di wilayah dengan musim kemarau Bawah Normal atau lebih panjang dari normal.
Terakhir di Sektor Sumber Daya Air bisa mengoptimalkan sumber air alternatif dan memastikan distribusi air yang efisien guna menjaga ketersediaan air bagi masyarakat selama musim kemarau.
“BMKG mengimbau agar informasi dalam Prediksi Musim Kemarau 2025 ini dapat dijadikan dasar dalam mendukung program asta cita melalui optimalisasi kondisi iklim sesuai dengan sumber daya di wilayah masing-masing,” pungkasnya.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.