Kompas TV nasional politik

Pengamat Sebut Isu Ijazah Palsu Jokowi Sengaja Diciptakan untuk Ganggu Pemerintahan Prabowo

Kompas.tv - 23 April 2025, 11:11 WIB
pengamat-sebut-isu-ijazah-palsu-jokowi-sengaja-diciptakan-untuk-ganggu-pemerintahan-prabowo
Presiden Joko Widodo atau Jokowi (kanan) berbincang dengan Menteri Pertahanan yang juga Presiden Terpilih Prabowo Subianto (kiri) usai mengikuti Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR-DPD Tahun 2024 di Gedung Nusantara, komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2024). (Sumber: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)
Penulis : Fadel Prayoga | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS TV - Isu dugaan ijazah palsu Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi kembali mencuat di tengah meningkatnya suhu politik nasional. 

Pengamat hukum dan politik Pieter C. Zulkifli menilai isu tersebut merupakan komoditas politik musiman yang terus dimunculkan meski telah berkali-kali dibantah secara terbuka, termasuk oleh Universitas Gadjah Mada (UGM).

Pieter menilai isu ini sengaja dihidupkan saat masa transisi pemerintahan ke Presiden Prabowo Subianto.

Baca Juga: Tudingan Ijazah Palsu, Sederet Dokumen Disiapkan Jokowi Tempuh Jalur Hukum: Pidanakan Siapa?

Ia menyebut narasi tersebut bukan hanya menyerang Jokowi, tetapi bisa menjadi bagian dari upaya sistematis untuk mengganggu legitimasi pemerintahan baru.

“Jika kita tarik benang merahnya, kampanye narasi semacam ini bukan semata menyerang Jokowi, tapi bisa menjadi upaya sistematis untuk mengganggu legitimasi pemerintahan berikutnya,” ujar Pieter dalam keterangannya, Rabu (23/4/2025). 

Pieter juga menyayangkan tudingan yang terus berulang tersebut. Menurut dia, isu itu diangkat seolah-olah merupakan skandal besar yang ditutup-tutupi, padahal UGM telah menyatakan Jokowi adalah alumni Fakultas Kehutanan dengan rekam jejak akademik yang terdokumentasi.

“Tuduhan ini bukan semata tentang keabsahan sebuah ijazah. Ia mencerminkan krisis yang lebih dalam, kegagalan sebagian elite politik dan segmen masyarakat dalam memaknai demokrasi dan cara beroposisi secara sehat,” ujar Pieter.

Ia mengajak publik untuk memahami motif di balik munculnya kembali isu tersebut dan siapa yang sebenarnya diuntungkan dari kegaduhan yang ditimbulkan. 

Pieter juga mendorong masyarakat agar menjaga demokrasi dari erosi etika dan nalar di era informasi terbuka seperti saat ini.

“Klarifikasi demi klarifikasi telah disampaikan. Wakil Rektor UGM bahkan menyebutkan secara gamblang tahun masuk, tahun lulus, hingga judul skripsi Jokowi. Namun, sebagian pihak terus menggulirkan isu ini dengan nada insinuatif,” katanya.

Mengutip adagium hukum actori incumbit probatio, Pieter menegaskan pihak yang menuduh harus mampu membuktikan tuduhannya. Tanpa bukti yang kuat, menurutnya, tuduhan tersebut hanya akan menjadi fitnah.

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : Kompas TV




KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x