JAKARTA, KOMPAS.TV - Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo mengenang Pemimpin Umat Katolik Paus Fransiskus yang wafat pada Senin (21/4/2025) sebagai sosok yang sederhana.
"Betul, yang sangat mencolok dari Paus Fransiskus adalah kesederhanannya," kata Suharyo dalam konferensi pers, Senin.
Salah satu kesederhanaan yang tercermin dari diri Paus Fransiskus yakni penyederhanaan upacara pemakaman Paus.
Baca Juga: Perjalanan Hidup Paus Fransiskus: Beri Pesan Paskah Terakhir untuk Gaza-Ukraina & Serukan Damai
Menurutnya, sebelum wafat, Paus Fransiskus tidak ingin upacara pemakaman dirinya menampilkan sebuah kemegahan.
"Jadi bukan hanya ketika beliau masih ada di antara kita beliau itu sederhana, tapi bahkan ketika sudah berpulang, tidak ingin upacara pemakamannya itu menampilkan kemegahan. Mungkin baik kalau masih dikatakan bukan kemegahan, tetapi keagungan,” ucapnya.
"Beliau itu, agung mulia bukan karena kekuasaan yang beliau punya sebagai kepala negara, tetapi justru kesederhanannya," sambungnya.
Kesederhanaan dalam diri Kepala Negara Vatikan itu, juga tampak di dalam pilihan-pilihan hidupnya, di antaranya tempat tinggal Paus yang bukan di Istana.
"Beilau tidak tinggal di Istana Kepausan, tetapi tinggal di Casa Santa Marta, itu hotel di dalam kota Vatikan. Tinggal bersama-sama dengan pelayan-pelayan Vatikan yang tinggal di situ," ujarnya.
"Ini bukan hanya masalah tempat tinggal, ini sesuatu yang sangat simbolik. Beliau ingin mengubah wajah gereja yang monarkis menjadi gereja yang melayani," imbuh Suharyo.
Hal tersebut, menurutnya sangat menarik, lantaran di zaman sekarang ketika orang berlomba-lomba untuk mencari kekuasaan, Paus justru menunjukkan sebaliknya.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.