Jawab Pertanyaan soal PDIP Ditinggalkan, Prabowo: Saya Tidak Mengerti, Siapa yang Meninggalkan Siapa

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang juga merupakan  Presiden Terpilih RI, Prabowo Subianto tidak mengerti tentang adanya anggapan Koalisi Indonesia Maju (KIM) meninggalkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Prabowo menyatakan hal itu menjawab pertanyaan wartawan usai menerima kunjungan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di kediamannya, Jalan Kertanegara, Jakarta, Kamis (15/8/2024) malam.

“Saya tidak mengerti, ditinggal atau siapa yang meninggalkan siapa, saya tidak mengerti,” kata Prabowo, dikutip dari laporan jurnalis Kompas TV Swara Adzani dan Michal Haniel.

Baca Juga: PPP dan Perindo Nyatakan Dukung Pemrintahan Prabowo-Gibran

Diketahui, hari ini Prabowo menerima kunjungan dari tiga elite partai politik di luar KIM.

Ketiganya adalah Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Plt Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono, dan Ketua Umum Partai Perindo Angela Tanoesoedibjo.

Mengutip pemberitaan Antara, sebelumnya Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyinggung soal wacana pembentukan KIM Plus di Pilkada 2024.

Menurutnya, ada upaya untuk meninggalkan partainya sendirian dalam pencalonan kepala daerah mendatang.

“Saya suka ngomong pada diri saya sendiri, ‘Kasihan, deh, PDI Perjuangan, dikungkung, ditelikung, tinggal sendirian,’ gitu. Wah, yang lain apa namanya? KIM Plus? KIM Plus itu plusnya apa? (PKS) Oh gitu?” ucap Megawati saling sahut dengan kadernya di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Rabu (14/8).

Dalam kesempatan itu, Megawati juga menyebut, setiap warga negara mempunyai hak yang sama di mata hukum, itulah yang menjadi landasan dilakukannya pemilihan umum secara langsung.

Baca Juga: Prabowo Subianto Sambut Baik NasDem Gabung KIM

“‘Kan aku tadi bilang, setiap warga negara mempunyai hak yang sama di mata hukum,” ujarnya.

“Jadi, kenapa ada pemilu langsung, supaya rakyat itu menjadi hakim tertinggi. Dialah dengan hati nuraninya, dengan pikirannya, akan memilih pemimpinnya, diizinkan, dan orang harusnya menerima hal itu,” tambahnya.