Kompas TV nasional hukum

Ahli Psikologi: Kepatuhan Richard Eliezer Berbuat Jahat Ditentukan Ferdy Sambo yang Punya Otoritas

Kompas.tv - 26 Desember 2022, 19:18 WIB
ahli-psikologi-kepatuhan-richard-eliezer-berbuat-jahat-ditentukan-ferdy-sambo-yang-punya-otoritas
Ahli Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel menilai kepatuhan seseorang Richard Eliezer Pudihang Lumiu melakukan perbuatan jahat sangat ditentukan oleh Ferdy Sambo sebagai sosok pemberi instruksi. (Sumber: Tangkapan layar YouTube Kompas TV/Ninuk)
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti | Editor : Purwanto

JAKARTA, KOMPAS.TV- Ahli Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel menilai kepatuhan Richard Eliezer Pudihang Lumiu melakukan perbuatan jahat sangat ditentukan oleh Ferdy Sambo sebagai pemberi instruksi.

Pernyataan itu disampaikan Ahli Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel berdasarkan penelitian Stanley Milgram. Reza menjadi saksi ahli dalam sidang lanjutan pembunuhan berencana Brigadir Pol Nofriansyah Yosua Hutabarat di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (26/12/2022).

“Apakah sosok itu punya otoritas atau tidak punya otoritas,” ucap Reza Indragiri Amriel.

Kedua, masih berdasarkan temuan Stanley Milgram, Reza menuturkan kepatutan seseorang terhadap instruksi atau perintah yang diberikan kepadanya ditentukan juga oleh busana apa yang digunakan oleh pemberi perintah.

Baca Juga: Romo Magnis: Richard Eliezer Keliru soal Tewasnya Yosua, Tapi Belum Bisa Dikatakan Jahat

“Jadi kalau ahli sebelumnya menyebut kata eksperimenter, Milgram mengkombinasikan, dalam situasi tertentu, eksperimenter pemberi perintah, tidak pakai kostum peneliti warna putih, tapi pada situasi lain pakai kostum warna putih, ternyata ada perbedaan tingkat kepatuhannya,” ujar Reza.

“Bahwa para-subyek penelitian tersebut memiliki tingkat kepatuhan lebih tinggi ketika eksperimenter yaitu pemberi perintah mengenakan kostum sebagai peneliti. Jadi kostum sangat mempengatuhi tingkat kepatuhan.”


Ketiga, Reza mengatakan kepatuhan seseorang untuk melakukan perbuatan jahat juga dipengaruhi oleh lingkungan.

“Apakah perintah tersebut disampaikan atau diberikan di lingkungan yang otoritatif atau tidak, tadi disampaikan oleh ahli sebelumnya penelitian Milgram berlangsung di perguruan tinggi, jadi bisa kita bayangkan ada tingkat kepatuhan subyek apabila dibandingkan, misalnya perintah yang diberikan di laboratorium perguruan tinggi dengan di warung makan,” jelas Reza.

Baca Juga: Ahli Psikologi: Richard Eliezer Memiliki Tingkat Kepatuhan Sangat Tinggi

“Dari penelitian tersebut, Milgram menyimpulkan yang ketiga bahwa tingkat kepatuhan lebih tinggi ketika disampaikan di lokasi yang otoritatif.”

Keempat, perbuatan jahat yang dilakukan seseorang yang memiliki kepatuhan juga dipengaruhi oleh keberadaan pemberi perintah.

“Apakah si pemberi perintah berada di ruangan yang sama dengan pihak yang diberi perintah, jika iya maka tingkat kepatuhan akan lebih tinggi,” ujar Reza.

Kelima, sambung Reza, seseorang yang patuh dapat melakukan perintah berbuat jahat tergantung pada lisan penyampaian verbal instruksi yang disampaikan oleh pemberi perintah.

“Kesimpulan Milgram, sesungguhnya manusia rentan untuk menerima perintah, termasuk perintah yang salah sekalipun,” kata Reza.

Termasuk, di institusi penegakan hukum yang sebenarnya sudah mengatur anggotanya untuk tidak melakukan perbuatan salah berdasarkan perintah.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x